Iran Vs AS Panas, Pesawat Indonesia Diimbau Waspada

Pemerintah menginstruksikan kepada pesawat asal Indonesia agar meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian jika akan melintas di wilayah udara Iran.
Jet tempur EA-18G Growler lepas landas dari dek penerbangan kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat USS Harry S. Truman di Laut Arab. (Foto: Antara/ U.S. Navy/Mass Communication Specialist Seaman Apprentice Isaac Esposito/Handout via REUTERS/pd/cfo)

Jakarta - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menginstruksikan kepada maskapai asal Indonesia agar meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian jika akan melintas di wilayah udara beberapa negara di Timur Tengah termasuk Iran, menyusul memanasnya situasi geopolitik di kawasan tersebut.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti, menilai kondisi wilayah udara Irak, Iran, Teluk Persia dan Teluk Oman perlu untuk diwaspadai mengingat peningkatan eskalasi konflik di wilayah tersebut.

Instruksi penikatan kewaspadaan Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU)/ maskapai asal Indonesia untuk mengantisipasi keselamatan dan keamanan penerbangan itu tertuang melalui surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU.008/1/2/DRJU.DAU/2020 tanggal 8 Januari 2020 perihal Peringatan Overflying Kawasan Konflik.

"Memperhatikan peningkatan eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah, khususnya Irak, Iran, Teluk Persia, dan Teluk Oman, seluruh maskapai diharapkan dapat meningkatkan kehati - hatian dan juga kewaspadaan," kata Polana melalui siaran pers yang diterima Tagar, Rabu, 8 Januari 2020.

Polana juga memastikan, hingga saat ini pesawat asal Indonesia yang akan melewati daerah tersebut telah di-reroute untuk menjauhi area konflik. Sedangkan untuk pesawat yang menuju Saudia Arabia diimbau agar tidak melewati wilayah konflik.

"Kami akan selalu memonitoring seluruh maskapai nasional yang melakukan penerbangan internasional. Hal itu untuk terus menjaga keselamatan, keamanan dan pelayanan terbaik bagi penguna jasa penerbangan," kata dia.

Pesawat Tempur ASPesawat tempur Super Hornet F/A-18 F di dek terbang kapal induk Angkatan Laut USS Harry S. Truman di Laut Arab. (Foto: Antara/U.S. Navy/Mass Communication Specialist 3rd Class Kaysee Lohmann/Handout via REUTERS/wsj/djo)

Diberitakan sebelumnya, situasi politik di sejumlah negara di Timur Tengah seperti Irak, Iran, Teluk Persia, dan Teluk Oman mulai meningkat menyusul terbunuhnya petinggi militer Iran, Jenderal Qassim Soleimani, oleh pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak.

Puncaknya, militer Iran mulai menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Irak dengan rentetan tembakan roket balistik pada Rabu dini hari, 8 Januari 2020. Salah satu sumber Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) bahkan mengklaim serangan tersebut menewaskan 80 tentara AS dan melukai 200 orang lainnya. []

Berita terkait
Kepala Donald Trump Dihargai US$ 80 Juta oleh Iran
Rakyat Iran menawarkan uang sebesar US$ 80 juta kepada siapapun yang bisa memenggal kepala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Tom Cruise Gantikan Donald Trump Jadi Presiden AS
Sebuah video parodi menyebut aktor Tom Cruise amat layak dijagokan sebagai calon presiden Amerika Serikat menggantikan Donald Trump.
Jenderal Iran Terbunuh oleh AS, World War 3 Trending
World War 3 dan WWIII menduduki trending sebagai topik terpanas yang diperbincangkan warganet penghuni media sosial Twitter sedunia.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.