Iqbaal Ramadhan, Pemeran Minke di Bumi Manusia

qbaal Dhiafakhri Ramadhan atau akrab disapa Iqbaal namanya sudah tak asing lagi, sebelumnya ia tergabung di Coboy Junior.
Pemain Film Bumi Manusia, Iqbal Ramadhan. (Foto: Instagram/iqbaal.e)

Jakarta - Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan atau akrab disapa Iqbaal namanya sudah tak asing lagi, sebelumnya ia tergabung di Coboy Junior. Setelah itu, pria kelahiran 28 Desember ini makin dikenal saat memerankan Dilan di film Dilan 1990

Dengan kesuksesannya memainkan peran dalam film Dilan tersebut, nyatanya aktor muda itu kembali dipercaya memerankan karakter Minke dalam film Bumi Manusia, adaptasi novel karya Pramoedya Ananta Toer. 

"Film yang akan ditayangkan 15 Agustus 2019 mendatang adalah tanggung jawab yang besar, memainkan karakter yang kuat dan menantang. Semoga bisa se-epic bukunya," katanya.

Bumi Manusia adalah buku pertama dari Tetralogi Buru yang ditulis ketika Pram masih mendekam di Pulau Buru. 

Pram menulis kisah ini di bekas kertas bungkusan semen sebelum akhirnya ditulis pada 1975. Novel yang ditulis berlatar belakang kebangkitan nasional antara tahun 1890-1918. Sempat kontroversi dan dilarang beredar di zaman Orde Baru.

Setelah reformasi, novel Bumi Manusia telah dicetak dalam 43 bahasa di seluruh dunia. Buku itu menceritakan kisah Minke, yang merupakan seorang pribumi revolusioner di zaman kolonial Belanda, dengan Annelies, gadis blasteran Belanda-Jawa. 

Minke adalah sosok pribumi cerdas yang bisa belajar di HBS. Padahal, sekolah itu hanya diisi murid keturunan Eropa. 

Dalam cerita yang berlatar belakang era pemerintahan Hindia Belanda, Minke digambarkan sebagai seorang revolusioner yang tak gentar melawan untuk mempertahankan haknya. 

Seperti ketiban rezeki, nyatanya buku yang dituliskan Pramoedya Ananta Toer sebelumnya pernah dibaca Iqbaal saat bersekolah di Amerika Serikat. Ia mengambil pelajaran bahasa Indonesia, diharuskan membaca dua buku sastra untuk ujian akhir. Bahkan, novel Bumi Manusia pernah dijadikan materi kuliah sastra di Universitas Queen Mary London.

Bagi Iqbaal, buku yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer bukan hal yang baru lagi. Karena Pram menjadi satu di antara 15 penulis yang masuk dalam daftar pilihan ujian di sekolahnya. 

"Saat itu saya memilih Bumi Manusia sebagai salah satu buku untuk ujian, waktu itu saya tidak tahu Pram dan Bumi Manusia," ujar Iqbaal. 

Tak disangka, Hanung Bramantyo menawarkan peran Minke dimainkan oleh anak dari pasangan Herry Hernawan dan Rike Dhamayanti itu. Padahal ketika itu dia sedang terlibat dalam produksi film Dilan 1990.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Iqbal menerima tawaran tersebut. Memerankan tokoh utama sebagai Minke, ternyata bukanlah hal yang mudah. Namun, ia tak memungkiri melakoni peran Minke sempat mengalami kesulitan. 

"Kesulitan untuk pendalaman karakter karena latar cerita mengambil waktu akhir abad ke-18,"  kata dia. 

Iqbal dituntut untuk menaikkan berat badan, menumbuhkan kumis, serta fasih berbicara bahasa Belanda.  

"Banyak PR yang harus gue kerjakan, di Bumi Manusia harus bisa bahasa Belanda dan bahasa Jawa. Gue kan Sunda, jadi mungkin itu akan jadi sedikit tantangan,” ucapnya. 

Saat Iqbal didaulat menjadi tokoh utama Minke dalam film Bumi Manusia, ia dianggap tak cocok memerankan tokoh Minke, hingga muncul petisi menolak perannya itu. Berjalannya waktu, lambat laun semua menjadi mengerti

Iqbaal berusaha mendalami karakter Minke yang diperankannya dalam film Bumi Manusia, dengan banyak membaca buku. Satu di antaranya buku Max Havelaar tulisan Multatuli.

Dari buku yang dibacanya itu, Iqbal merasa mendapatkan ilmu peran yang bisa menggambarkan Minke, tokoh utama di film garapan sutradara Hanung Bramantyo bersama rumah produksi Falcon Pictures.

"Tidak ada cara lain kecuali saya membaca buku Max Havelaar tulisan Multatuli. Itu yang disarankan Mas Hanung, seperti juga permintaan Eyang Pramoedya,"  ujarnya.

Dia mengakui perannya sebagai Minke sangat berbeda dengan film sebelumnya, Dilan 1990. Namun ia yakin mampu melepas karakter Dilan. 

"Saya paham sekali saya dibilang Dilan walaupun keluarga dan teman teman saya bilang Dilan dan Iqbaal itu dua orang yang berbeda. Tapi yang ingin saya sampaikan juga, di sini saya sebagai pekerja seni. Saya nggak mau selalu melekat dengan nama Dilan. Karena berakting itu imitating someone else's life," katanya. 

Dari film Bumi Manusia tersebut, mantan penyanyi cilik ini berharap film itu dapat menjadi jembatan generasi milenial dalam memahami sejarah Indonesia. 

Dari film ini kita harus tahu asal-usul kita, tahu diri kita siapa. Gue merasa generasi sekarang itu patuh, dan tak tahu kenapa. Kita lack of why sementara Minke harus tahu kenapa. Itu yang menjadi nilai dan juga bisa mempelajari sejarah.  

Meskipun kata Hanung sang sutradara film Bumi Manusia Iqbal terbilang sukses dalam memerankan peran Minke. "Kalau ditanya apakah kamu sukses atau tidak, saya nggak tahu. Saya menjadi Minke dan saya berusaha di posisi itu," tuturnya. 

Sebelum terkenal sekarang, Iqbaal mengawali kariernya sebagai Trapani dalam musikal Laskar Pelangi (2010-2011). Dari sana, dia mendapatkan peran layar lebar dalam film 5 Elang sebagai Rusdi Badruddin pada tahun 2011 dan sempat merilis single yang berjudul Terima Kasih

Iqbaal kemudian menjadi anggota boyband cilik, Coboy Junior, yang resmi dibentuk pada tanggal 23 Juli 2011, yang kemudian mengganti namanya menjadi CJR pada 2014. Namun sayang CJR membubarkan diri pada 2017. 

Pria yang identik dengan Dilan ini sempat membentuk band bersama teman sekolahnya yang bernama The Second Breaktime sebagai vokalis sekaligus gitaris. Saat ini,lebih aktif sebagai bassist dalam band yang terbentuk pada tahun 2017, yaitu Svmmerdose. 

Film

- 5 ElangRusdiSBO Films (2011)
- Coboy Junior The Movie (2013)
- Comic 8 (2013)

- CJR The Movie: Lawan Rasa Takutmu (2015)
- Ada Cinta Di SMA (2016)
- Dilan 1990 (2018)
- Teman Tapi Menikah (2018)
- Dilan 1991 (2019)
- Bumi Manusia (2019

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.