Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 9 triliun untuk uang kuota internet yang diperuntukkan bagi tenaga pengajar dan peserta didik dalam menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama tiga hingga empat bulan ke depan.
Program hasil kerja sama Kemendikbud dengan Kementerian Agama (Kemenag) ini diketahui akan memberikan kuota internet gratis sebesar 42 GB bagi tenaga pengajar, 35 GB untuk siswa, dan 50 GB bagi dosen dan mahasiswa.
Nantinya, ada lima provider komunikasi seluler yang mendukung program kuota internet untuk PJJ, yakni Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, 3 Tri, dan Smartfren.
Mendorong kamu menghadirkan ketersediaan akses, kapasitas, dan kualitas layanan broadband yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Telkomsel Perluas Jaringan di Pelosok Banten
Kelima penyedian layanan data internet dan telekomunikasi tersebut saat ini sedang mempersiapkan diri, baik dari segi pelayanan hingga jangkauan jaringan di wilayah-wilayah pelosok Tanah Air, salah satunya adalah Telkomsel.
Untuk mendukung kegiatan PJJ yang dicanangkan Kemendikbud, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro menjelaskan, pihaknya telah memersiapkan dukungan dalam bentuk optimalisasi jaringan dan penyediaan kuota internet khusus, seperti memberikan kuota internet sebesar 10 GB hingga Desember 2020 demi kelancaran kegiatan PJJ selama pandemi Covid-19.
Kemudian, dia mengklaim Telkomsel telah melakukan optimalisasi jaringan dengan fokus di wilayah area residensial. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mengoptimalkan antena jaringan, serta balancing dan upgrade kapasitas spektrum besar yang dimiliki operator seluler ini, seperti frekuensi 900, 1.800, 2.100, dan 2.300 Mhz.
Selain itu, kata Setya, Telkomsel juga akan memaksimalkan layanan broadband miliknya, dengan manfaatkan teknologi 4.9G dan Massive MIMO, sehingga layanan internet dapat diakses dengan lancar, terutama saat kondisi trafik komunikasi berbasis data yang cukup padat.
"Perubahan pola belajar yang kini mengedepankan proses pembelajaran jarak jauh mendorong kamu menghadirkan ketersediaan akses, kapasitas, dan kualitas layanan broadband yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," kata Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro, seperti Tagar kutip dari Kompas.com, Sabtu, 5 September 2020.
Baca juga: Dana Kuota Rp 9 T dan Dua Keunggulan Telkomsel
Dilansir dari berbagai sumber, Telkomsel disebut-sebut masih unggul dari segi kecepatan pengunduhan dan pengunggahan dalam konektivitas 4G LTE. Kecepatan download Telkomsel berada pada kisaran 12,9 Mbps, sedangkan kecepatan upload rata-rata-nya 7,3 Mbps.
Meskipun begitu, kecepatan download rata-rata Telkomsel sejatinya menurun dibandingkan laporan semester kedua 2017 yang mencapai 14,6 Mbps. Bahkan, jika dilihat secara keseluruhan (3G dan 4G), kecepatan download Telkomsel hanya 8,4 Mbps atau kalah dari Smartfren dengan kecepatan download 4G LTE dan 3G sebesar 9,8 Mbps.
Secara keseluruhan, ada tujuh indikator yang ditetapkan OpenSignal pada laporan kinerja operator selular periode awal 2018 ini. Telkomsel memenangkan lima indikator, masing-masing adalah operator dengan kecepatan download 4G dan 3G paling baik, kecepatan upload 4G terbaik, serta latensi 3G dan 4G terbaik.
Sementara, dua indikator lainnya dimenangkan Smartfren. Produsen Andromax tersebut memiliki kecepatan download gabungan terbaik, dan mengakomodir ketersediaan 4G paling mumpuni. Meski begitu, kecepatan upload 4G rata-rata Smartfren paling terbelakang dari semua operator seluler, yaitu hanya 2,7 Mbps.
OpenSignal mengukur pengalaman nyata para pelanggan di jaringan seluler mereka saat melakukan aktivitas sehari-hari. Tak kurang dari tiga miliar pengukuran individu dilakukan setiap hari dari puluhan juta smartphone di seluruh dunia. Pengujian dilakukan setiap jamm sepanjang hari dalam kondisi normal, termasuk di dalam gedung atau luar ruangan, di area perkotaan atau pedesaan, hingga ke pelosok lainnya. []
