Inter Vs Milan, Sulit Prediksi Derby

AC Milan sulit mengimbangi Inter Milan musim ini. Meski demikian Derby della Madonnina tetap sulit diprediksi hasil akhirnya.
Inter Milan menghadapi AC Milan musim dalam Derby della Madonnina jilid dua di Serie A Italia di kandang Inter di Stadion Giuseppe Meazza, Senin 10 Februari 2020 dini hari WIB. Tampak striker Inter Lautaro Martinez (kiri) dibayangi bek Milan Mateo Musacchio di duel pertama. (Foto: inter.it)

Jakarta - AC Milan sulit mengimbangi Inter Milan musim ini. Kekalahan 0-2 pada Derby della Madonnina jilid pertama saat Milan bertindak sebagai tuan rumah setidaknya mengukuhkan dominasi Inter atas rival satu kota. Meski beda kekuatan dan performa, namun derby itu tetap sulit diprediksi.

Inter dalam posisi lebih baik saat menjadi tuan rumah pada Derby della Madonnina di kompetisi Serie A Italia di Stadion Giuseppe Meazza, Senin 10 Februari 2020 dini hari WIB. Inter yang memiliki poin 51 bertahan di peringkat dua dan menjaga persaingan dengan Juventus dalam perebutan Scudetto

Sebaliknya Milan masih berada di peringkat sembilan dengan poin 32. Mereka harus bekerja keras untuk masuk zona Eropa sebelum mengejar poin Inter. 

Inter memang sudah unggul 19 poin dari Milan. Tetapi itu tak ada artinya di derby karena tetap saja sulit memprediksi hasil akhirnya

Namun legenda Milan Dejan Savicevic tegaskan tetap sulit memprediksi hasil akhir Milan Derby. Menurutnya jarak poin kedua tim Kota Milan itu sama sekali tak berpengaruh. Begitu pula kemenangan Nerazzurri di derby pertama. Bahkan Milan sesungguhnya bisa memanfaatkan keuntungan dengan absennya striker andalan Inter, Lautaro Martinez. 

Penyerang asal Argentina ini diakui Savicevic sebagai yang terbaik di Serie A. Dirinya terpaksa absen karena larangan bermain. Ini tentu bisa dimaksimalkan Rossoneri dalam duel melawan rival satu kota. 

"Inter memang sudah unggul 19 poin dari Milan. Tetapi itu tak ada artinya di derby karena tetap saja sulit memprediksi hasil akhirnya. Namun penting dengan absennya Lautaro Martinez. Pasalnya saat ini dia yang terbaik di Italia," ujar Savicevic seperti dikutip Football Italia

Savicevic merupakan pilar lini depan Milan sejak 1992 sampai 1998 dan memberi berbagai trofi. Dia menuturkan sudah sering menjalani derby selama enam musim bersama Milan dan pernah menang besar 5-0 saat Inter diperkuat striker asal Brasil, Ronaldo. Namun bukan berarti derby selalu mudah dilakoni bagi kedua tim. 

"Saya sudah sering menjalani derby. Saya tak pernah lupa dengan beberapa kemenangan yang kami raih dan yang paling mengesankan seperti saat menang 5-0 atas Inter yang masih diperkuat Ronaldo di Coppa Italia. Namun selalu sulit melawan mereka," ujar Savicevic yang membawa Milan tiga memenangi Serie A dan sekali juara Liga Champions 1994. 

Saat itu, Milan tengah mencapai kejayaan. Bahkan di final Liga Champions, mereka membantai Barcelona 4-0 yang masih ditangani Johan Cruyff. Saat itu Barca yang memiliki deretan bintang seperti Romario, Hristo Stoichkov, Ronaldo Koeman dan Pep Guardiola juga sedang merajai sepak bola Spanyol. 

Hanya, Savicevic menilai Milan sudah banyak berubah dan tak lagi menjadi tim papan atas. Meski ada upaya pembenahan, namun dia melihat tak banyak perubahan yang dilakukan. 

Milan Sulit Raih Kembali Kejayaan

Menurutnya sulit bagi Milan untuk meraih kembali kejayaan seperti di eranya yang disebut Savicevic sebagai skuat yang fantastis. Saat itu Milan mampu bertransformasi setelah kepergian trio Belanda, Frank Rijkaard, Ruud Gullit dan Marco van Basten. Mereka tetap sukses dan pelatih Fabio Capello mampu membangun tim impian.  

Savicevic memprediksi Milan belum bisa meraih kembali kejayaan sampai beberapa tahun mendatang. Kembalinya striker Zlatan Ibrahimovic juga tak akan memberi dampak besar meski penampilan Milan mulai membaik. Tim memang tak terkalahkan sejak kedatangan Ibrahimovic untuk kali kedua sejak meninggalkan Milan pada 2012.

Menariknya, eks striker Manchester United ini pernah bermain untuk Milan dan Inter. Ibrahimovic membela Inter musim 2006-09. Dari Inter, dia pindah ke Barca tetapi kemudian dipinjamkan ke Milan pada 2010. Tahun berikutnya Ibrahimovic dikontrak secara permanen oleh Milan.   

"Saya tak berharap banyak pada dia (Ibrahimovic) karena usianya sudah 38. Meski demikian dia mampu menumbuhkan kepercayan diri rekan tim. Perekrutannya memang membawa risiko. Namun sejauh ini Milan sudah tepat membawa dia kembali. Saya berharap dia mampu mempertahankannya," kata Savicevic. 

"Milan butuh Ibrahimovic karena pemain muda belum memenuhi harapan. Milan sesungguhya berharap kepada Suso. Namun penampilan dia tak stabil. Setelah bermain bagus selama dua atau tiga pertandingan, dia kemudian mengalami penurunan. Sebaliknya Rafael Leao justru bisa lebih berkembang," ucapnya.

Milan dan Inter sudah 224 kali melakoni Derby della Madonnina. Ini tidak termasuk pertandingan tak resmi. Dari ratusan laga itu, Inter tercatat lebih banyak menang. Mereka sudah 81 kali memenangi derby. []

Berita terkait
Singkirkan Torino, Milan Lawan Juve di Coppa Italia
AC Milan secara dramatis mengalahkan Torino 4-2 lewat perpanjangan waktu di perempat final Coppa Italia. Di semifinal, Milan bertemu Juventus.
Brescia Vs Milan, Menang dan Perbaiki Peringkat
AC Milan kembali meraih kemenangan usai menaklukkan Brescia 1-0. Kemenangan yang membawa Milan memperbaiki peringkat di klasemen Serie A Italia.
Romelu Lukaku Kembalikan Inter Milan Jaga Persaingan
Striker Romelu Lukaku membawa Inter Milan meraih kemenangan 2-0 atas Udinese. Kemenangan yang mengembalikan Inter ke peringkat dua.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.