Instalasi Militer Vietnam di Spratly Laut China Selatan

Vietnam telah menempatkan perangkat keras militernya selama dua tahun ini di pulau-pulau kecil yang dikontrolnya di perairan Laut China Selatan
Foto dari udara, kawasan Cay Barat Daya, yang dikenal sebagai Pulau Pugad, yang diklaim Vietnam, bagian dari Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan yang disengketakan, 21 April 2017. (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Francis Malasig)

Jakarta – Vietnam telah menempatkan perangkat keras militernya selama dua tahun ini di pulau-pulau kecil yang dikontrolnya di perairan Laut China Selatan yang dikungkung konflik berkepanjangan. Menurut para pakar mengenai kawasan tersebut dimaksudkan untuk mencegah serangan apapun dari China, negara yang dominan dalam sengketa di wilayah perairan itu.

Pemerintah di Hanoi, satu dari enam pengklaim seluruh atau sebagian wilayah Laut China Selatan yang kaya sumber daya, telah mendirikan bunker, pertahanan pantai dan komunikasi, sebut laporan Prakarsa Transparansi Maritim Asia di bawah lembaga kajian yang berpusat di Washington DC, AS, Center for Strategic and International Studies.

klaim di laut china selatanKlaim maritim antara enam negara di Laut Cina Selatan (Foto: dw.com/id).

Direktur Prakarsa tersebut, Gregory Poling, mengatakan, Vietnam ingin memastikan bahwa negara itu memiliki kemampuan menyerang balik, jadi memastikan bahwa negara itu memiliki setidaknya beberapa platform misil di pulau-pulau yang dapat menjangkau pangkalan-pangkalan China.

Brunei, China, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam mengklaim seluruh atau beberapa bagian laut yang membentang dari Hong Kong hingga Kalimantan itu. Perairan seluas 3,5 juta kilometer persegi itu berharga karena kaya sumber daya laut, menjadi jalur pelayaran penting dan kaya cadangan bahan bakar fosil bawah laut. Masing-masing pengklaim memiliki alasan kepemilikan di kepulauan Spratly di mana instalasi-instalasi militer Vietnam dibangun.

nelayan filipinaSeorang nelayan Filipina memandang kapal patroli milik pasukan penjaga pantai China di dekat Gosong Scarborough yang diperebutkan kedua negara di Laut China Selatan, April 2017 (Foto: dw.com/id)

China mengklaim 90% wilayah laut itu berdasarkan catatan sejarah penggunaannya. Pemerintah Beijing, didukung oleh angkatan bersenjata terkuat ketiga di dunia, memimpin dalam sengketa wilayah ini sekitar satu dekade silam dengan membuat pulau-pulau kecil dan menempatkan peralatan militer di beberapa di antaranya. 

Latihan angkatan laut China dan pelayaran kapal-kapalnya melewati wilayah yang diklaim negara lain telah mendorong AS untuk mengirimkan kapal-kapal perangnya (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Anjungan Migas Lepas Pantai China di Laut China Selatan
China berencana tempatkan anjungan migas lepas pantai pertama buatan dalam negeri di Laut China Selatan untuk perlihatkan kepada para saingannya
Jepang Protes Agresivitas Beijing di Laut China Timur
Jepang manfaatkan kunjungan Menlu China untuk protes peningkatan aktivitas Beijing di sekitar pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Timur
Adu Kekuatan Kapal Perang di Laut China Selatan
Sengketa maritim di kawasan Laut China Selatan melibatkan beberapa negara dengan kekuatan armada sendiri dengan penengah Amerika Serikat