Bulukumba - Tenggelamnya Kapal Layar Motor (KLM) Pinisi Panrita Lopi milik Dinas Pariwisata Bulukumba di laut Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, disebabkan balok penyanggah tersangkut pada tali bekas rumpon.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba, Muh Ali Saleng. Ia mengatakan saat itu terjadi angin kencang sehingga balok penyanggah samping atau kengkeng kapal tersangkut.
Kapal sudah mulai terapung kembali, termasuk lantai dua kamar kapten dan fasilitas karaoke sudah tidak ada airnya.
"Rencana balok itu akan kita buka pagi hari sebelum ke Bira. Ternyata tersangkut pada tali rumpon menyebabkan kapal miring, air masuk melalui jendela bulat. Kebetulan terbuka sampai akhirnya seluruh badan kapal penuh air sampai top deck," kata Kadis Pariwisata Bulukumba, Muh Ali Saleng kepada Tagar, Minggu 1 November 2020.
Menurut Ali Saleng, pada Jumat 30 Oktober lalu, sekitar pukul 04.00 Wita terjadi angin kencang. Bulukumba juga sempat dilanda hujan deras dimana tempat kapal Pinisi tersebut sandar.
"Ternyata ada bekas rumpon atau pondasi rumput laut di situ," jelasnya.
Dia mengakui kapal Pinisi Panrita Lopi milik Dinas Pariwisata Bulukumba telah berhasil dievakuasi. Body kapal tidak mengalami kerusakan sehingga kembali terapung pada pukul 02.00 wita dini hari.
"Kapal sudah mulai terapung kembali, termasuk lantai dua kamar kapten dan fasilitas karaoke sudah tidak ada airnya. Mesin penggerak utama dan cadangan (ex mesin kapal Banawa) serta genset akan segera dilakukan pencucian oleh teknisi mesin setelah terapung seperti semula," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Kapal Layar Motor (KLM) Pinisi Panrita Lopi milik Dinas Pariwisata Bulukumba tenggelam lantaran mengalami kebocoran di laut Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Diketahui, Kapal Layar Motor (KLM) Pinisi Panrita Lopi merupakan kapal hibah oleh salah seorang Panrita Lopi bernama Syarifuddin pada Sabtu 6 Juni 2020 lalu.
Kapal tersebut juga merupakan sebuah duplikat Pinisi. Kapal ini telah diidamkan oleh Pemerintah sendiri. Sehingga Kapal Pinisi tersebut menjadi aset daerah.
Secara detail kapal yang berukuran 27 x 4,8 meter itu dirancang sebagai kapal wisata pesiar. Badan kapal terdiri dari lower deck, main deck, upper deck, top roof view. Kapal dengan kemudi power stering ini memiliki dua kamar tidur. []