Ini Dia Skema Sistem Pinjaman untuk Biaya Kuliah di Australia

Mereka mendapat pinjaman dari pemerintah, yang cicilannya dibayar setelah mereka mendapat penghasilan dengan jumlah tertentu
Ilustrasi - Hanya mereka yang menjadi warga negara Australia yang bisa mendapatkan fasilitas pinjaman HECS. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Lucas Hill)

Oleh: Sastra Wijaya

TAGAR.id - Di Australia, mereka yang berstatus warga negara dan ingin belajar di perguruan tinggi bisa melakukannya tanpa membayar biaya terlebih dahulu.

Tapi bukan berarti biayanya gratis, karena mereka mendapat pinjaman dari pemerintah, yang cicilannya dibayar setelah mereka mendapat penghasilan dengan jumlah tertentu.

Pinjaman atau 'student loans' di Australia dikenal dengan istilah HECS- HELP 'Higher Education Contribution Scheme) dan HELP (Higher Education Loan Program).

Saat ini HECS-HELP menjadi bahan pemberitaan setelah tingkat suku bunga pinjamannya atau 'indexation rate' mencapai 7,1 persen, angka tertinggi dalam sejarah.

Salah seorang yang pernah memiliki utang biaya kuliah ini adalah Edi Sukmana, yang pindah ke Australia di tahun 1996 dan kini tinggal di Perth, Ibu Kota Australia Barat.

Edi yang kelahiran Bandung, Jawa Barat, sudah 11 tahun bekerja di bidang teknik mesin sebagai insinyur desain senior.

"Setelah menyelesaikan sekolah menengah di tahun 2002, saya melanjutkan ke sekolah kejuruan (TAFE) untuk mendapatkan diploma di bidang Teknik Sipil dan kemudian Diploma Lanjut untuk bidang Teknik Struktural," kata Edi kepada wartawan ABC Indonesia, Sastra Wijaya.

Edy pernah kuliah bidang teknik di University of Southern Queensland yang dilakukannya 'part time', serta program Master di University of South Australia yang diselesaikannya pada 2021.

"Saya memutuskan untuk mendapatkan HECS karena saya memang berhak sebagai warga negara Australia," kata Edi.

"Selama kuliah, saya juga harus membiayai keluarga saya, dengan dua anak perempuan, sehingga gaji saya bisa digunakan untuk biaya hidup," katanya lagi.

Edi SukmonoEdi Sukmono berhasil membayar lunas utang yang diambilnya ketika menjadi mahasiswa di tahun 2023. (Foto: abc.net.au/indonesian)

Utang yang lebih kecil karena belajar paruh waktu

Karena kuliah paruh waktu, utang Edi Sukmana lebih sedikit dibandingkan mahasiswa yang baru mulai belajar dan sekolah penuh waktu. "Utang terbesar yang pernah saya miliki adalah sekitar 10 ribu dolar Australia (setara dengan Rp 100.680.900– Red.)," katanya.

"Karena kuliah paruh waktu, dengan satu hingga dua unit kuliah per semester, dan semuanya baru selesai dalam 10 tahun, jadi sebenarnya utangnya tidak terlalu besar dan tarif kenaikan tiap tahun juga tidak terlalu besar."

Menurutnya rata-rata mahasiswa Australia memakan biaya kuliah S1 hingga 30 ribu dolar (setara dengan Rp 302.042.700), sementara untuk program S2 sekitar 25 ribu dolar (setara dengan Rp 251.702.250).

Dengan 'indexation rate' di tahun 2023 ditetapkan 7,1 persen, Edi memutuskan untuk membayar sisa utangnya. "Selain alasan itu, juga karena saya memang memiliki tabungan," kata Edi.

"Saya juga tidak punya utang lain, misalnya utang kartu kredit atau utang pribadi lain, dan saya berusaha untuk membatasi utang untuk cicilan dua rumah yang saya miliki."

"Sekarang dengan utang ini saya bayar lunas, saya bisa menggunakan uang yang saya simpan untuk membeli rumah ketiga kami di Australia."

Edi Sukmana kerja di perthEdi Sukmana sekarang kerja di Perth (Australia Barat). (Foto: abc.net.au/indonesian)

Berhutang tapi bermanfaat

Edi mengatakan HECS memiliki manfaat untuk pendidikan dan karirnya. "Tanpa HECS saya tidak akan bisa melanjutkan pendidikan dengan menyelesaikan S1 dan S2," katanya.

"Ini semua membantu saya mendapatkan posisi sebagai salah seorang tenaga senior. Juga tanpa HECS, saya mungkin harus berpikir ulang mengenai pembiayaan yang harus saya keluarkan terlebih dahulu."

Menurut Edi, mereka yang mendapatkan pinjaman utang untuk kuliah idealnya langsung mencari pekerjaan setelah tamat sekolah.

"Setelah bekerja, buat rencana untuk membayar utang tersebut secepat mungkin, misalnya dengan meminjam uang dari orangtua dan membayar dengan sistem angsuran," katanya.

Strategi lain yang disarankannya adalah bekerja terlebih dahulu sambil kuliah 'part time'.

"Inilah salah satu cara yang bagus untuk melihat apakah karir yang kita pilih memang sesuai dengan apa yang kita inginkan, dari pada sudah selesai kuliah jurusan tertentu namun kemudian tidak suka dengan pekerjaan di bidang tersebut," kata Edi.

"Bagus juga untuk mengambil kuliah 1-2 unit per semester sambil kerja penuh waktu sehingga nantinya bisa membayar utang tersebut secepatnya." (abc.net.au/indonesian). []

Berita terkait
China Imbau Warganya Tidak Kuliah di Australia
Pemerintah China memperingatkan warganya untuk mempertimbangkan risiko belajar di Australia selama pandemi Covid-19.