Ingat Aibon, Nurmansjah Bakal Awasi Anies Baswedan

Cawagub DKI Nurmansjah Lubis mengaku bakal mengawasi Gubernur Jakarta Anies Baswedan terkait peristiwa lem Aibon.
Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta Nurmansjah Lubis (Instagram/@kopi_bang_ancah)

Jakarta - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta Nurmansjah Lubis yang diusung PKS tidak setuju menjadi 'ban serep' jika duduk di kursi pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia mengaku bakal mengawasi anggaran sehingga peristiwa 'lem aibon' tidak terulang lagi.

Jangan-jangan APBD isinya beli karpet, beli korden...

"Kalau enggak dikawal akan terjadi APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang bunyinya kayak kemarin-kemarin, ada Aica Aibon. Jangan-jangan APBD isinya beli karpet, beli korden...," kata Nurmansjah saat diskusi masalah Ibu Kota Negara di kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Februari 2020.

Rencana anggaran APBD DKI 2020 sempat menjadi polemik. Di dalam RAPBD DKI 2020 ditulis anggaran lem Aibon untuk kegiatan Biaya Operasional Pendidikan Sekolah Dasar Negeri mencapai Rp 82,8 miliar. Anggaran itu juga sempat tak bisa diakses di website APBD DKI setelah ramai diperbincangkan publik.

Berkaca dari kasus itu, pria yang akrab disapa Bang Ancah ini mengaku bakal menjalankan fungsi wagub mendampingi gubernur mengawasi anggaran. Apalagi, kata dia, Jakarta memiliki masalah yang kompleks.

Pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno diperkirakan akan digelar pada akhir bulan ini. Nurmansjah dan cawagub yang disung Gerindra Ahmad Riza Patria menyempatkan diri bertemu di markas Demokrat di Jakarta.

Keduanya bersua dalam diskusi masalah Ibu Kota Negara, meski tak lama lagi bertarung memperebutkan suara mayoritas di DPRD DKI. Sesuai dengan tata tertib yang telah disahkan, pemilihan wagub digelar dengan cara voting tertutup.

"Ya pemilihannya boleh dilihat (publik), yang dimaksud tertutup itu adalah pemilihannya dengan menuliskan di atas kertas dimasukin ke kotak, begitu," kata Wakil Ketua DPRD DKI Muhamad Taufik di Jakarta, Selasa, 18 Februari 2020.

Sebaliknya, pemilihan terbuka berarti setiap utusan menunjukkan pilihannya kepada orang lain. Misalnya, utusan mengangkat tangan atau berdiri jika menyatakan setuju pada salah satu cawagub. "Kalau terbuka kan, misalkan, siapa yang milih Riza (Patria) berdiri, begitu," ujarnya.

Riza sepakat dengan Ancah. Menurutnya masalah di Jakarta begitu banyak sehingga memerlukan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan tak seharusnya bekerja sendiri tanpa wagub. "Saya termasuk yang mengusulkan Wagub DKI itu dua atau tiga," ujar Riza. []

Berita terkait
Jakarta Banjir, NasDem: Anies Tak Punya Hati
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi NasDem mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak mempunyai hati nurani terkait banjir di Jakarta.
Banjir Jabodetabek, NasDem: Kepala Daerah Sok Pintar
Anggota Komisi V DPR marah besar Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, dan Gubernur Banten mangkir rapat membahas banjir Jabodetabek.
Cawagub DKI Kritik Formula E: Monas Jangan Lu Aspal
Cawagub DKI Jakarta Nurmansjah Lubis mengkritik keras Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaspal Monas untuk sirkuit balap Formula E.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.