Jakarta, (Tagar 4/10/2017) - Akademisi dan Praktisi Bisnis dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengatakan protes yang dilayangkan kalangan pengusaha soal adanya gap antara BUMN dan swasta soal proyek infrastruktur adalah keinginan para politisi.
Hal ini disampaikan Rhenald Kasali dalam acara "PTPP Digital Construction Day, International Conference", di Jakarta, Rabu (4/10).
"Mungkin yang perlu dikomplain bukan BUMN, tapi politisi. Banyak bisnis dimakan politisi. Banyak sekali proyek subkontraktornya adalah swasta yang di mana bisa terkait dengan 1.000 orang tertentu," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Rhenald juga menggambarkan bahwa swasta hanya ingin mengambil keuntungan yang besar tanpa mau investasi dalam jumlah signifikan.
"Pembangunan infrastruktur jalan tol kepada BUMN dilakukan karena tidak ada pihak swasta yang tertarik membangun dengan alasan potensi bisnis yang rendah," tambahnya.
Ia mencontohkan, pembangunan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) diambilalih BUMN dengan membeli lisensi swasta dengan nilai yang tinggi.
Rhenald juga mengecek pembangunan Tol Sumatera, swasta tidak tertarik untuk masuk karena tingkat pengembalian investasi (IRR) yang kecil.
"Kalau bukan BUMN yang membangun Bocimi, tol Sumatera dan proyek infrastruktur lainnya belum bisa selesai," ujarnya. (Fet/Ant)