Jakarta - Pengamat Media Sosial Anita Wahid menganggap influencer pemerintah hanya merusuhkan jagat dunia maya, menyusul kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengucurkan dana Rp 72 miliar kepada influencer atau buzzer, guna menangkal dampak virus corona terhadap ekonomi domestik.
Anita Wahid mengatakan para influencer pemerintah hanya membuat dunia maya menjadi gaduh dengan seruan dukungan yang tidak berimbang, tanpa memedulikan aspirasi dan kritik rakyat. Sehingga, akan menciptakan ilusi. Seakan-akan masyarakat satu suara, sepakat dan mendukung kebijakan pemerintah.
Ini sangat berbahaya bagi demokrasi.
Baca juga: Demokrat Anggap Jokowi Hanya Beri Makan Buzzer
"Ribut-ribut macam ini justru berbahaya karena menyamarkan dan menutupi kritikan-kritikan publik terhadap kebijakan pemerintah," ujar Anita kepada Tagar, Jumat, 28 Februari 2020.
Dia menilai influencer Jokowi tidak hanya mempromosikan program pemerintah, tetapi juga membuat kesan seakan-akan banyak pihak mendukung kebijakan pemerintah yang 'tuli' akan kritik.
"Akibatnya, pemerintah malah tidak bisa mendengar suara-suara yang mengkritik, yang bisa jadi sangat penting untuk didengar dan dipertimbangkan," ucap Anita.
Menurutnya, apabila hal tersebut tetap dibiarkan, maka arus komunikasi yang ada hanya berjalan satu arah saja, yaitu dari pemerintah ke rakyat.
"Ini sangat berbahaya bagi demokrasi," kata dia.
Baca juga: Jokowi Didesak Ungkap Nama Influencer Dapat Rp 72 M
Sebelumnya, pemerintah berencana mengucurkan dana untuk media dan influencer sebesar Rp 72 miliar dalam rangka promosi wisata.
Hal di atas disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seusai mengikuti rapat terbatas antisipasi penyebaran virus corona terhadap perekonomian Indonesia bersama Presiden Jokowi.
Airlangga menjelaskan anggaran Rp 72 miliar itu bagian dari insentif untuk wisatawan mancanegara sebesar Rp 298,5 miliar.
Rinciannya untuk subsidi diskon tiket pesawat Rp 98,5 miliar, anggaran promosi Rp 103 miliar, kegiatan kepariwisataan sebesar Rp 25 miliar, hingga menggunakan jasa influencer.
"Dan media relation dan influencer sebesar Rp 72 miliar," kata Airlangga Hartanto di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 25 Februari 2020. []