Jakarta - Beredar informasi Indonesia disebut-sebut menjadi pembawa virus ke Beijing, China, menurut informasi itu juga Indonesia juga membuat klaster baru di negara itu.
Hal tersebut diketahui setelah penyidik dari Beijing melakukan sebuah penelitian, penelitian yang dilakuan berupa epidomologi menyeluruh terhadap 16 kasus virus baru di China, kasus virus ini membuat klaster baru di Shunyi.
Pang Xinghuo selaku Wakil Direktur pusat kota untuk pencegahan penyakit dan kontrol, angkat bicara terkait hal mengungkapkan klaster baru di Shunyi disebabkan oleh datangnya virus dari Indonesia. Informasi didapat dari Global Times.
Sebanyak 16 kasus baru yang terdapat di daerah setempat. Jika dipaparkan 14 diantaranya merupakan kasus lokal, kemudian satu memiliki tanpa gejala dan satu lainnya adalah impor. Jumlah terhitung dari tanggal 23 Desember 2020 hingga 31 Desember 2020.
Peneliti di daerah tersebut telah melakukan analisa, hasil dari analisa menunjukkan virus termasuk kedalam jenis Genotipe-L. Virus Genotipe-L memiliki cabang dari eropa, yang artinya memiliki kemiripan dengan virus yang ditemukan di Asia Tenggara.
Setelah duduk bersebelahan dengan warga Indonesia, kemudian memasuki daerah Provinsi Fujian China. Dengan umur 28 tahun, pria ini memasuki wilayah distrik Shunyi dan menyebarkan virus ini di Beijing,
Dengan penjelasan dari penelitian, artinya virus tersebut datang dari luar negeri. Diinformasikan juga virus Genotipe-L ini berasal dari warga Indonesia, yang pada saat itu sedang duduk bersebelahan dengan seorang pria warga China.
"Setelah duduk bersebelahan dengan warga Indonesia, kemudian memasuki daerah Provinsi Fujian China. Dengan umur 28 tahun, pria ini memasuki wilayah distrik Shunyi dan menyebarkan virus ini di Beijing," ujar Pang.
Diindikasikan bahwa warga Indonesia tersebut telah memiliki virus Covid-19, sedari dirinya sedang melakukan penerbangan menujuk Fujian dari negara asalnya. Warga Indonesia itu dinyatakan negatif dalam tes asam nukleat, akan tetapi positif pada saat tes antibodi serum.
Kemudian sampel dilakukan ditempat tinggal serta kantornya yang menghasilkan dirinya positif corona. Kemudian dirinya dibawa ke Rumah Sakit Ditan Beijing. Tes asam nukleat menjadi positif serta diidentifikasi bahwa dirinya silent carrier. [] (Farras Prima Nugraha)
Baca juga: