Indonesia Kembali Catat Rekor Baru Jumlah Kasus Harian Covid-19

Dalam rentang waktu tujuh bulan sejak jumlah kasus baru Covid-19 harian tertinggi 15 Juli 2021, pada 15 Febuari 2022 rekor baru kasus harian 57.049
Ditemukan di Afrika Selatan, Omicron lebih gampang menular (Foto: dw.com/id)

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Dalam rentang waktu tujuh bulan sejak jumlah kasus baru Covid-19 harian tertinggi pada 15 Juli 2021 yaitu varian Delta sebanyak 56.757, selanjutnya pada tanggal 15 Febuari 2022 sampai pukul 12.00 WIB Indonesia kembali catat rekor baru kasus harian yaitu 57.049.

Laporan situs independen, worldometers, menunjukkan sampai tanggal 15 Februari 2022 jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 4.901.328 dengan 145.455 kematian. Sementara itu situs ourworldindata.org menunjukkan persentase vaksinasi Covid-19 di Indonesia sampai tanggal 14 Februari 2022 mencapai 68,15% yang terdiri atas 49,14% dua suntikan dan 19,01% satu suntikan.

grafik kasus haria covid di indonesiaGrafik kasus harian Covid-19 di Indonesia (Sumber: worldometers)

Jumlah kasus harian yang tinggi di Indonesia dipicu oleh varian Omicron. Daerah dengan kasus baru harian Covid-19 pada tanggal 15 Februari 2022 tercatat di DKI Jakarta (3.864) dan Jawa Barat (491).

10 daerah dengan kasus harian terbanyak tanggal 15 Februari 2022, yaitu:

  1. Jawa Barat: 14.058
  2. DKI Jakarta: 9.482
  3. Jawa Timur: 7.528
  4. Banten: 6.509
  5. Jawa Tengah: 3.514
  6. Bali: 1.862
  7. Sumatera Utara: 1.444
  8. DI Yogyakarta: 1.402
  9. Kalimantan Timur: 1.333
  10. Sulawesi Selatan: 1.181

Secara nasional 510 kabupaten dan kota di 34 provinsi melaporkan kasus Covid-19. Namun, perlu diperhatikan bias saja ada daerah yang tidak melaporkan kasus Covid-19 karena berbagai faktor. Misalnya, warga daerah itu terdeteteksi atau berobat di daerah lain serta tidak pernah dilakukan tracing dan testing.

Baca juga: Zona Hijau Sebagai Daerah Semu Pandemi Virus Corona

Jika dilihat grafik kasus harian nasional dari awal pandemi (Maret 2020) kasus harian baru landau sampai Juni 2021, tapi di bulan Juli 2021 mulai banyak kasus harian baru yang didorong infeksi varian Delta.

Dengan kondisi vaksinasi yang tidak merata secara nasional dan tingkat kepatuhan menerapkan protokol kesehatan (Prokes), maka ada ancaman ledakan kasus Covid-19 yang bisa membuat Indonesia jadi episentrum Covid-19 di ASEAN.

Baca juga: Indonesia Potensial Jadi Episentrum Covid-19 ASEAN

Tingkat kepatuhan terhadap Prokes yang didorong oleh sikap setengah orang yang tidak percaya terhadap Covid-19 mebuat penyebaran Covid-19 di Indonesia merajalela. Akhirnya, Indonesia jadi episentrum Covid-19 di ASEAN dengan kasus haritan tertinggi tanggal 15 Juli 2021 yaitu sebanyak 56.757. Sampai dengan 15 Februari 2022 Indonesia terus jadi episentrum Covid-19 di ASEAN.

Baca juga: Indonesia Episentrum Covid-19 di Kawasan ASEAN

Penyebaran Covid-19 terus terjadi karena informasi awal tentang virus corona dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga menyuburkan mitos (anggapan yang salah). Padahal, virus corona adalah fakta medis yaitu bisa diuji di laboratorium dengan teknologi kedokteran.

Kondisinya kian runyam karena sebagian besar media (media massa dan media online) juga media social banyak yang mengumbar mitos sebagai bumbu untuk berita yang sensasional dan bombastis.

Celakanya, influencer pun tidak bisa memberikan informasi yang bersifat agent of change karena mereka tidak memahami field of experience dan field of reference terkait dengan komunikasi massa. Bisa jadi ada juga ada influencer yang meramu informasi virus corona dengan informasi nonmedis.

Dalam banyak talk show di TV terkait Covid-19 pun pembahasan lebih condong menyerang pemerintah daripada menggerakan partispasi masyarakat. Padahal, pemerintah tidak bisa memutus rantapi penyebaran Covid-19 tanpa lockdown yang ketat dengan testing massal.

Baca juga: Pemerintah Tidak Bisa Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19

Kalau saja influencer dan pembicara di talk show lebih arif, maka yang dikendepankan adalah mencerahkan masyarakat (agent of change) sebagai peluang untuk menggerakan partisipasi warga dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 secara nasional.

Baca juga: Hanya Masyarakat Bisa Putus Rantai Penularan Corona

Beberapa negara yang di awal pandemi bisa mengendalikan penyebaran Covid-19, seperti Korea Selatan, Jepang, Vietnam, Australia, Selandia Baru dan lain-lain belakangan malah kelabakan dan kewalahan menghadapi penyebaran Covid-19.

Sedangkan Indonesia dari awal pandemi juga anggap remeh dengan berbagai pernyataan yang nyeleneh, terutama dari petinggi negeri, yang akhirnya jadi blunder dalam penanganan pandemi.

Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), misalnya, menemukan 37 pernyataan blunder pemerintah terkait virus corona atau Covid-19 dalam kurun waktu 1 Januari hingga 5 April 2020. Ini gambaran nyata komunikasi politik kabinet Presiden Joko Widodo selama pandemi Covid-19 (nasional.kompas.com, 6 April 2020).

Kekacauan yang terjadi pada episentrum di Juni – Agustus 2021 jadi gambaran nyata terkait dengan kesiapan pemerintah dalam menganani pandemi Covid-19 sejak sebelum ada kasus terdeteksi. Pemerinah baru mengakui ada kasus Covid-19 di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, waluapun sebelumnya pakar asing meragukan tidak ada kasus sebelum tanggal 2 Maret 2020.

Penanganan pandemi Covid-19 tampaknya tidak berkaca pada penanggulangan epidemi HIV/AIDS yang juga kacau-balau karena pernyataan pejabat teras neger yang mengait-ngaitkan HIV/AIDS dengan norma, moral dan agama.

Baca juga: Fenomena AIDS Persis Serupa dengan Corona

Bertolak langkah pemerintah dalam menanggani dan menanggulangi epidemi HIV/AIDS dan pandemi Covid-19, bisa jadi epidemi atau pandemi di masa dating akan jauh lebih buruk bagi sistem kesehatan nasional dan bisa jadi lebih mematikan pula. []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di Tagar.id

Zona Hijau Sebagai Daerah Semu Pandemi Virus Corona

Indonesia Episentrum Covid-19 di Kawasan ASEAN

Pemerintah Tidak Bisa Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19

Fenomena AIDS Persis Serupa dengan Corona

Berita terkait
Keppres Penetapan Status Faktual Pandemi Covid-19 di Indonesia
Pandemi Covid-19 yang merupakan global pandemic secara faktual masih terjadi dan belum berakhir di Indonesia
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)