Indonesia dan Negara Lain Diminta Lindungi Anak-anak dari Obat Batuk Sirop Berbahaya

WHO menyebutkan pada tahun 2022, lebih dari 300 anak-anak, terutama berusia di bawah 5 tahun di Gambia, Indonesia dan Uzbekistan
Ilustrasi - WHO menyatakan kontaminan dalam obat sirop berbahaya adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pelarut industri dan zat antibeku. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Ari Wu)

TAGAR.id, Jenewa, Swiss - Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mendesak Pemerintah Indonesia dan negara-negara lain mengambil "tindakan segera dan terpadu" untuk melindungi anak-anak dari obat batuk sirop berbahaya yang sudah menelan banyak korban jiwa.

Dalam pernyataan yang dirilis Senin, 23 Januari 2023,WHO menyebutkan pada tahun 2022, lebih dari 300 anak-anak, terutama berusia di bawah 5 tahun di Gambia, Indonesia dan Uzbekistan meninggal karena cedera ginjal akut, yang terkait dengan obat-obatan yang terkontaminasi.

Obat-obatan yang berupa obat batuk sirop yang dijual bebas dinyatakan memiliki kadar dietilen glikol dan etilen glikol yang sangat tinggi.

"Kontaminan ini adalah bahan kimia beracun yang digunakan sebagai pelarut industri dan zat antibeku yang bisa berakibat fatal meski dikonsumsi dalam jumlah kecil. Kontaminan ini tidak boleh digunakan dalam obat-obatan," kata pernyataan WHO.

obat sirop berbahaya ditampilkan bpomObat yang ditampilkan BPOM dalam keterangan kepada media, yang diduga mengandung cemaran bahan berbahaya. (Foto: voaindonesia.com/YouTube Sscreenshot)

'Siropnya kan Aman, Jadi Apa Penyebabnya?'

WHO juga menyebutkan bahwa Filipina, Timor-Leste, Senegal, dan Kamboja berpotensi terkena dampak karena obat-obatan serupa mungkin masih diperjualbelikan di sana.

WHO telah menyerukan pemerintah di 194 negara anggotanya untuk mengambil tindakan demi mencegah kematian yang lebih banyak lagi.

"Karena ini bukan insiden yang terisolasi, WHO meminta berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam rantai pasokan medis untuk mengambil tindakan segera dan terkoordinasi," kata WHO.

Badan PBB ini mengirimkan peringatan produk khusus pada bulan Oktober dan awal bulan ini, meminta obat-obatan tersebut ditarik dari pasaran, untuk sirop obat batuk yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals India dan Marion Biotech, yang masing-masing jadi penyebab kematian di Gambia dan Uzbekistan.

Tahun lalu juga dikeluarkan peringatan untuk obat batuk sirop yang dibuat oleh empat produsen Indonesia, PT Yarindo Farmatama, PT Universal Pharmaceutical, PT Konimex dan PT AFI Pharma, yang dijual di Indonesia.

obat sirop untuk anakIlustrasi - Kemenkes menemukan kandungan senyawa berbahaya yaitu etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether pada beberapa obat sirop anak (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Perusahaan-perusahaan yang terlibat ini telah menyangkal bahwa produk mereka terkontaminasi, atau menolak berkomentar saat penyelidikan aparat sedang berlangsung.

WHO mengulangi seruannya agar produk-produk tersebut dari peredaran, serta negara-negara anggotanya lebih tegas memastikan setiap obat yang dijual disetujui oleh otoritas yang kompeten.

WHO juga meminta pemerintah dan regulator terkait mengalokasikan sumber daya untuk memeriksa produsen obat, meningkatkan pengawasan pasar obat, dan mengambil tindakan jika diperlukan.

Para produsen obat diperingatkan untuk hanya membeli bahan baku dari pemasok yang memenuhi syarat, menguji produk mereka lebih teliti, dan mencatat prosesnya.

WHO mengatakan pemasok dan distributor obat harus memeriksa tanda-tanda pemalsuan dan hanya mendistribusikan atau menjual obat yang diizinkan untuk digunakan. (Reuters)/Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News/abc.net.au/indonesian. []

Berita terkait
WHO Keluarkan Peringatan Waspada Terakit dengan Sirop Obat Batuk Produksi India
WHO peringatkan soal sirop obat batuk produksi India yang dituding sebabkan kematian di Uzbekistan
0
Indonesia dan Negara Lain Diminta Lindungi Anak-anak dari Obat Batuk Sirop Berbahaya
WHO menyebutkan pada tahun 2022, lebih dari 300 anak-anak, terutama berusia di bawah 5 tahun di Gambia, Indonesia dan Uzbekistan