India Larang 118 Aplikasi Seluler dari China

Aplikasi populer seperti PUBG Mobile, CamCard, Baidu, Cut Cut, VooV, Tencent Weiyun, Rise of Kingdoms, dan Zakzak dilarang beroperasi di India.
Aplikasi PUBG Mobile. (Foto: Engadget)

Jakarta - Pemerintah India akhirnya melanjutkan rencananya untuk melarang lebih banyak aplikasi seluler dari China. Sebanyak 118 aplikasi telah dilarang beroperasi, diantaranya aplikasi populer seperti PUBG Mobile, CamCard, Baidu, Cut Cut, VooV, Tencent Weiyun, Rise of Kingdoms, Zakzak, dan masih banyak lagi.

Dilansir dari Gizmochina, Kamis, 3 September 2020, pada awal tahun 2020, pemerintah India telah melarang 59 aplikasi populer asal China, seperti TikTok, ShareIt, UC Browser, WeChat, CamScanner, dan lainnya.

Larangan tersebut disebakan karena adanya masalah keamanan dan privasi pada aplikasi garapan China, kemudian diperburuk dengan adanya perselisihan diplomatik akibat sengketa perbatasan di wilayah Ladakh/Aksai Chin.

Dari semua aplikasi yang dilarang tersebut, PUBG Mobile menjadi aplikasi yang paling terpengaruh. Bagaimana tidak, game PUBG merupakan salah satu game battle royale terpopuler di seluruh dunia. Di India sendiri, PUBG Mobile menjadi sangat populer di kalangan anak muda dan India menduduki peringkat pertama dengan jumlah unduhan tertinggi secara global.[]

Berita terkait
India Blokir Aplikasi Asal China Langgar Aturan WTO
Pemerintah China menyatakan langkah India yang memblokir 59 aplikasi seluler asal China melanggar aturan WTO.
India Larang 59 Aplikasi Seluler China
Pemerintah India secara resmi melaran pemakaian 59 aplikasi seluler China termasuk TikTok dan WeChat dengan pertimbangan faktor keamanan.
Pakistan Blokir Aplikasi Kencan Tinder
Pakistan menyatakan memblokir aplikasi kencan Tinder dan Grindr, karena dinilai tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di negara tersebut.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi