Jakarta - Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mestinya memanfaatkan momen Lebaran untuk meminta maaf kepada Moeldoko, karena SBY dan AHY telah menebar fitnah, menuduh pihak-pihak termasuk Moeldoko berada di balik konflik internal Partai Demokrat.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Partai Demokrat Muhammad Rahmad dalam siaran pers diterima Tagar, Minggu, 16 Mei 2021. Siaran pers ini menanggapi berita yang beredar di media yang menyebutkan sampai hari ketiga Lebaran Moeldoko belum meminta maaf kepada SBY.
Seharusnya, kata Rahmad, "SBY dan AHY lah yang harus memanfaatkan momen lebaran Idul Fitri ini untuk minta maaf kepada Presiden Jokowi, Menkumham Yasonna dan KSP Moeldoko, karena SBY dan AHY telah menebar fitnah dan berita tidak benar yang menuduh Presiden Jokowi, Menkumham Yasonna, dan KSP Moeldoko, berada di balik konflik internal Partai Demokrat."
Faktanya, lanjut Rahmad, "KLB Deli Serdang itu diselenggarakan oleh Kader Partai Demokrat, dibiayai secara tanggung renteng oleh Kader Demokrat dan sama sekali tidak pernah melibatkan Moeldoko, Kemenkumham, apalagi melibatkan Presiden Jokowi. Moeldoko adalah tokoh nasional yang bersedia memimpin dan mengembalikan Partai Demokrat menjadi milik rakyat, setelah diminta oleh tokoh senior dan kader Partai Demokrat."
Kami yakin SBY tentu tidak ingin meninggalkan legacy sebagai Bapak Tirani Demokrasi di Indonesia.
SBY dan AHY, kata Rahmad, "Juga perlu meminta maaf kepada para senior pendiri partai dan kepada kader Partai Demokrat seluruh Indonesia yang telah membawa Partai Demokrat yang selama ini demokratis menjadi partai keluargais atau tirani. SBY dan AHY harus bertanggung jawab mengembalikan Partai Demokrat ini menjadi partai yang demokratis dan kembali menjadi partai milik rakyat."
Masyarakat Indonesia dan dunia, kata Rahmad, "Tentu juga sangat menunggu pembuktian dari SBY dan AHY sebagai tokoh yang demokratis. Kami yakin, SBY tentu tidak ingin meninggalkan legacy sebagai Bapak Tirani Demokrasi di Indonesia."
Sebelumnya, Syahrial Nasution, Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat, mengatakan sampai Idul Fitri hari ketiga Moeldoko belum mengucapkan selamat Idul Fitri kepada Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menyayangkan sikap Moeldoko.
"Saya mengkonfirmasi hal ini kepada sekretaris pribadi Pak SBY, Bang Ossy Dermawan, tadi pagi. Apakah hingga H plus 3 ada ucapan Idul Fitri kepada Pak SBY dari Moeldoko? Barangkali bertelepon atau pesan pendek? Dijawab, 'tidak ada'," kata Syahrial kepada wartawan, Minggu.
Kubu Moeldoko melancarkan kudeta terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono di Partai Demokrat melalui kongres luar biasa atau KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara. Kementerian Hukum dan HAM menolak kepengurusan kubu Moeldoko. Masalah ini masih bergulir di pengadilan.
Syahrial mengatakan Moeldoko diangkat menjadi Panglima TNI berdasarkan keputusan presiden yang ditandatangani SBY. "Mestinya momentum lebaran ini dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas dari Tuhan, adalah waktu yang tepat untuk mengakui kesalahan yang telah lalu dan meminta maaf." []
Baca juga: AHY: Kami Tidak Pernah Menuduh Jokowi di Belakang Moeldoko