IDI Dorong Pemerintah Segera Berlakukan PSBB yang Ketat

Tim Mitigasi IDI dorong pemerintah berlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat secara serentak di Pulau Jawa
Seorang pasien Covid-19 harus menunggu di bangku di RSU di Kudus, Jawa Tengah, akibat lonjakan kasus Covid-19 di sana, Juni 2021 (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters).

Jakarta – Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyoroti lonjakan kasus harian positif Covid-19 yang mencapai lebih dari 20 ribuan kasus pada 26 Juni 2021. Jumlah ini meningkat drastis dibanding pekan sebelumnya yang berkisar pada belasan ribu kasus. Sasmito Madrim melaporkannya untuk voaindonesia.com.

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI, Adib Khumaidi, menyampaikan keprihatinan tentang keterisian ruang isolasi dan ruang khusus (ICU) sudah di atas 90%. Juga informasi tentang terjadinya penumpukan dan antrian panjang di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terutama di kota-kota besar. Bahkan, kata dia, terdapat laporan pasien yang meninggal saat tiba di IGD.

"Setidaknya lebih dari 24 kabupaten dan kota melaporkan keterisian ruang isolasinya di atas 90 persen. Bed occupation rate (BOR) untuk ICU dari berbagai RS sudah mendekati angka 100 persen," jelas Khumaidi dalam konferensi pers daring, 27 Juni 2021.

Ketua Tim Mitigasi idiKetua Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI, Adib Khumaidi (Foto: voaindonesia.com - screenshot/VOA)

Khumaidi menambahkan kondisi tersebut diperparah dengan dokter dan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan perlu menjalani perawatan atau isolasi mandiri. Tim Mitigasi IDI Khawatir kondisi ini dapat menyebabkan rumah sakit kolaps jika tidak ada penanganan yang tegas dari pemerintah.

"Sudah terdapat varian baru Covid-19 di berbagai kota di Indonesia. Varian baru tersebut terutama varian Delta memiliki karakteristik yang lebih mudah menyebar, menyerang segala usia tanpa perlu ada komorbid, lebih memperberat gejala, lebih meningkatkan kematian dan menurunkan efektifitas vaksin," kata Adib.

dua nakes istirahat di rs ciamisDua orang tenaga kesehatan beristirahat sejenak saat menunggu pasien di ruang isolasi Covid-19 Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, 14 Juni 2021 (Foto: bbc.com/indonesia – ANTARA FOTO)

1. Tenaga Kesehatan Sudah Sangat Lelah dan Stres 

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI), Erlina Burhan, meminta pemerintah untuk turun tangan mengatasi lonjakan kasus corona. Sebab, kata dia, tenaga kesehatan sudah dalam kondisi lelah dan stres karena infrastruktur yang terbatas. Ia berharap pemerintah dan tenaga kesehatan dapat saling mendukung dalam situasi seperti ini.

"Kita tidak akan saling menyalahkan, tapi saling mendukung dalam memberikan solusi. Kita sama-sama fokus dan serius," jelas Erlina Burhan.

Melihat kondisi ini, PPDI bersama perhimpunan dokter spesialis, serta Tim Mitigasi PB IDI mendorong pemerintah untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara serentak di Pulau Jawa minimal dua minggu. Selain itu, perhimpunan dokter juga berharap pemerintah mempercepat vaksinasi sesuai target 2 juta per hari.

jokowi tinjau vaksinasi di gbk 26 juni 2021Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi massal yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 26 Juni 2021) (Foto: voaindonesia.com – courtesy image/BPMI Setpres)

Berdasarkan data yang dihimpun sejumlah organisasi dokter dan tenaga kesehatan tercatat 949 tenaga kesehatan yang meninggal akibat corona dari Maret 2020 hingga 26 Juni 2021. Rinciannya 401 dokter umum dan specialis, 43 dokter gigi, 315 perawat, 150 bidan, 15 apoteker, dan 25 tenaga laboratorium medik.

2. Klaim Target Vaksinasi 1,3 Juta Per Hari

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim telah berhasil mencapai target 1,31 juta vaksinasi per hari pada Sabtu, 26 Juni 2021. Target ini lebih awal dari target yang ditetapkan Presiden yaitu mulai Juli mendatang. Menurut Kemenkes, keberhasilan vaksinasi tersebut ditopang oleh operasi satu juta vaksinasi yang digelar serentak di seluruh wilayah Indonesia oleh TNI dan Polri.

menkes budiMenkes Budi Gunadi Sadikin dalam telekonferensi pers di Istana Kepresidenan (Foto: voaindonesia.com/Dok/courtes/Biro Pers).

“Secercah berita baik, Indonesia berhasil melakukan 1,3 juta vaksinasi per hari yang dicapai kemarin [Sabtu]. Terima kasih untuk TNI dan Polri, pemerintah daerah, BUMN dan pihak swasta yang turut membantu,” ujar Budi Gunadi Sadikin seperti dilansir dalam laman Setkab, 27 Juni 2021.

Budi Sadikin menambahkan pemerintah akan terus melakukan upaya untuk menjamin ketersediaan vaksin yang dibutuhkan untuk mengakselerasi vaksinasi. Data Kemenkes, hingga 26 Juni 2021 vaksinasi dosis pertama telah dilakukan pada lebih dari 27 juta dan vaksinasi dosis kedua pada lebih dari 13 juta.

Sementara terkait opsi PSBB, pemerintah sebelumnya telah memutuskan akan memperkuat implementasi kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro ketimbang melakukan PSBB. Pekan lalu, 21 Juni 2021, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan PPKM Mikro masih diyakini dapat menekan kasus aktif Covid-19 (sm/em)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Presiden Jokowi Tekankan Penerapan PPKM Mikro di Lapangan
Sidak lokasi PPKM Mikro di Rawasari, Jakarta Pusat, Presiden Jokowi tekankan implementasi (penerapan) PPKM Mikro di lapangan sangat penting
Epidemiolog Unair: Jangan Tanggung, Lakukan PSBB Bukan PPKM
Epidemiolog asal Universitas Airlangga (Unair) Dr dr Windhu Purnomo menilai, PPKM Mikro tidak efektif. Ia sarankan lakukan PSBB
Menyoal Efektivitas PPKM Mikro Dibandingkan dengan Lockdown
Pemerintah masih bersikukuh bahwa strategi PPKM secara Mikro adalah kebijakan yang paling tepat guna meredam kasus Covid-19
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.