Huawei Jatuh, China Berniat Balas Dendam

Perang Dagang China-AS masuk babak baru. China ancam perusahaan teknologi dunia, seperti Microsoft, Dell dan bahkan, Samsung.
Produk Huawei. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Perang Dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) yang tempo hari berdampak pada produk telepon dari China, Huawei, masuk babak baru. Pemerintah China berniat membalas dengan mengancam beberapa perusahaan teknologi dunia, seperti Microsoft, Dell dan bahkan, Samsung.

China memperingatkan, jika para raksasa teknologi tersebut mengikuti perintah Presiden AS, Donald Trump, maka mereka akan mendapat konsekuensi yang sangat mengerikan. Peringatan itu disampaikan bersamaan pengumuman daftar hitam perusahaan dan perorangan oleh Negeri Tirai Bambu itu, Rabu, 5 Juni 2019. 

Jika para raksasa teknologi tersebut mengikuti perintah Presiden AS, Donald Trump, maka mereka akan mendapat konsekuensi yang sangat mengerikan.

Dikutip dari Reuters pada minggu, 9 Juni 2019, daftar hitam tersebut dirilis setelah pertemuan tiga badan pemerintah China. Tiga badan itu adalah badan perencanaan ekonomi pusat China, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, serta dihadiri oleh perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi. 

Campur tangan ketiganya menjadi bukti keseriusan untuk balas dendam. China secara tersirat tampak serius mendukung Huawei, karena itu akan menjadi pertaruhan masa depan Presiden China, Xi Jinping dan Partai Komunis China.

Pihak Microsoft, Dell, dan Samsung menolak berkomentar hasil pertemuan tersebut.

Merapat Ke Rusia

Meskipun didukung pemerintahnya, Huawei memilih tidak berpangku tangan. Merasa tidak mendapat angin di AS, mereka merapat ke mantan musuh bebuyutan AS, Rusia.

Perusahaan teknologi China itu baru saja menandatangani perjanjian kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi Rusia, MTS, untuk mengembangkan teknologi 5G.

Kedua perusahaan menandatangani kesepakatan di sela-sela pertemuan antara Presiden China dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam lawatannya selama tiga hari ke Rusia.

MTS adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di negeri beruang kutub itu. perusahaan yang memiliki 31 persen pasar dengan 78,3 juta pelanggan ini selain beroperasi di Rusia, juga di Ukraina, Armenia dan Belarus.

Kejatuhan Memalukan Sepanjang Sejarah

Seperti diberitakan sebelumnya, dampak terakhir perang dagang China-AS adalah rencana mundurnya raksasa teknologi, seperti Google, Microsoft, dan lain-lain, dari Huawei. Kabar itu membuat produk Huawei P30 menjadi rongsokan di banyak tempat.

Tidak tanggung-tanggung, harga jual produk China itu turun hingga 90 persen. Hal itu merupakan penurunan harga yang paling buruk dan paling memalukan sepanjang sejarah perdagangan China. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.