Pendiri Perkumpulan Pendaki Gunung Merbabu Mountaineer Club (Mermounc) Imam Tjahjadi meminta para pembina Pramuka tak perlu ragu-ragu meminta bantuan kepada organisasi pecinta alam jika melakukan kegiatan di alam dengan anggota Pramukanya.
Imam menekankan pentingnya pendampingan ini setelah terjadi peristiwa tragis yang menimpa lebih dari 200 siswa SMPN 1 Turi, Sleman, DIY, yang tersapu aliran air Sungai Sempor, Sleman, Jumat lalu. “Jika ada pendampingan oleh para pecinta alam atau mereka yang biasa melakukan kegiatan di alam bebas, tentu hal-hal seperti ini mungkin bisa dihindari,” kata Imam.
Mermounc merupakan salah satu organisasi pecinta alam tertua di Indonesia. Didirikan pada 1965, anggotanya kini berjumlah ribuan dan tersebar di seluruh Indonesia. Organisasi pecinta alam yang bermoto “Tan Lalana” -artinya “pantang putus asa”-- ini berpusat di Yogyakarta dan kerap melakukan kegiatan SAR dan mengadalan pelatihan-pelatihan berkaitan dengan kegiatan di alam bebas. Ketika terjadi erupsi Gunung Merapi beberapa tahun silam, anggota Mermounc juga yang menemukan jasad Mbak Marijan, sang juru kunci Merapi.
Sebelumnya, pada Jumat , 21 Februari 2020 lalu, sebanyak 249 siswa kelas VII dan VIII SMPN 1 Turi, Sleman, DIY, tersapu aliran Sungai Sempor saat mereka mengadakan kegiatan, sebagai anggota ekstrakurikuler Pramuka, susur sungai. Sebanyak sepuluh siswa tewas karena tenggelam terseret arus. Polisi, menurut juru bicara Polda DIY, Kombes Yuliyanto, telah memeriksa 13 orang dalam peristiwa ini.
Polisi telah menetakan pembina Pramuka sekolah tersebut, dengan inisial IYA, sebagai tersangka kasus ini. IYA, 36 tahun, sehari-hari juga sebagai guru olahraga di SMPN 1, Turi. IYA dijerat dengan Pasal 359 dan 360 KUHP, "pasal kelalaian" yang menyebabkan orang tewas atau luka-luka. Ancaman pelanggaran pasal ini dipidana hingga lima tahun.
Menurut Imam, sungai-sungai di Yogyakarta memiliki karateristik yang khas. Sungai tersebut, yang bisa jadi sebelumnya airnya sedikit, dan batu-batunya menggoda untuk diduduki, bisa sekonyong-konyong berubah drastis karena munculnya air bah yang turun dengan cepat dari atas. “Mendung di bawah, tapi bisa jadi di hulu, di atas, sudah hujan lebat, dan ini kadang tidak dipahami oleh banyak orang yang berada di sungai-sungai yang kelihatan dangkal tersebut,” kata Imam Tjahjadi.
Di Yogyakarta, menurut Imam, banyak perkumpulan pecinta alam yang tentu dengan senang hati mendampingi para anggota Pramuka, seperti para siswa SMPN 1 Turi, Sleman itu, jika berkegiatan di alam bebas. Karena itu ia meminta para pembina Pramuka, terutama pembina untuk siswa SD, SMP, untuk tak segan-segan mengontak perkumpulan pecinta alam itu jika memerlukan bantuan atau pendampingan kegiatan di alam bebas. “Ini pelajaran penting bagi mereka yang berkegiatan semacam susur sungai itu, sekecil apa pun mendung, jangan ambil risiko,” kata Imam Tjahjadi. []