Hindari Kecelakaan, Jangan Andalkan Google Maps

Kapolda DIY Irjend Pol Ahmad Dofiri menegaskan, agar tak sepenuhnya mengandalkan Google Maps dalam berkendara
Kapolda DIY Irjend Pol Ahmad Dofiri diwawancarai aaak media usai menerima penganugerahan DAN 4 Kehormatan dari PB Inkanas di Mapolda DIY, Minggu 5 Mei 2019. (Foto : Tagar/Ridwan Anshori).

Yogyakarta - Kapolda DIY Irjend Pol Ahmad Dofiri menegaskan, agar tak sepenuhnya mengandalkan google maps dalam berkendara. Ini berlaku bagi pengguna jalan, baik wisatawan atau pemudik saat liburan Lebaran.

Kapolda mengatakan, antisipasi arus mudik maupun liburan Lebaran, kepolisian sudah melakukan persiapan. Di wilayah DIY yang paling penting adalah jalur wisata yang nanti dipadati wisatawan atau pemudik.

Pasalnya, di sejumlah objek wisata di DIY, ada jalur membahayakan. Seperti objek wisata di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul serta Tebing Breksi dan Lava Tour Merapi di Kabupaten Sleman.

Menurut Kapolda, untuk meminimalisir korban kejadian kecelakaan lalu lintas, mengantisipasinya dengan pemasangan rambu, petugas berjaga di sekitar objek wisata maupun pengalihan arus.

"Tapi repotnya sekarang ini banyak (wisawatan atau pemudik) yang nyuri-nyuri jalur, nekad dengan mengandalkan google maps tanpa mengetahui medan yang sebenarnya," kata Kapolda, usai menerima penganugerahan DAN 4 Kehormatan dari PB Inkanas di Mapolda DIY, Minggu 5 Mei 2019.

Menurut Kapolda, beberapa kali kecelakaan lalu lintas diakibatkan tidak mengetahui medan jalur yang dilalui.

"Misalnya kejadian di Cino Mati Dlingo, yang tanjakan curam itu. Mereka (rombongan wistawan) mengandalkan Google Maps. Ketika nanjak, banyak yang nlosor (masuk jurang)," jelasnya.

Niatnya mencari jalan terdekat pakai google maps, padahal tanjakannya curam, akhirnya malah menyebabkan kecelakaan

Kejadian kecelakaan juga di Gunungkidul. Wisatawan dari Klaten yang mengandalkan google maps. "Niatnya mencari jalan terdekat pakai google maps, padahal tanjakannya curam, akhirnya malah menyebabkan kecelakaan," ungkapnya.

Untuk itu, kata dia, sebaiknya pengguna jalan mengkuti rambu-rambu dan arahan petugas yang tahu medan sebenarnya. Kepolisian menyarankan untuk kendaraan besar cukup berhenti di parkiran yang sudah disiapkan. "Lalu ikuti arahan petugas demi keselamatan bersama," pintanya.

Kapolda menegaskan, bagaimana pun juga kalau memaksakan diri tak baik dalam berkendara. "Atau nyuri-nyuri (jalan pintas yang tidak paham medan) akan membahayakan, baik baginya sendiri atau pengguna jalan yang lain," katanya.

Di bagian lain, Kepala Sub Bagian Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Gunungkidul, Agus Supriyono mengatakan, sejumlah ruas jalan wisata sudah dipasangi rambu-rambu lalu lintas. Seperti tanda tanjakan curam, tonase kendaraan dan lainnya.

Namun, kata dia, banyak pengguna jalan mengabaikan rambu-rambu yang ada. Salah satunya kecelakaan bus Arya Jaya di tanjakan Bundelan, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul pada Rabu 1 Mei 2019.

"Di jalur tersebut sudah dipasangi kendaraan bertonase lebih dari tiga ton dilarang lewat," kata dia.

Bus bernopol AB 7561 AK ini memiliki beban kosong 4,3 ton. Padahal jumlah penumpang bus ada 38 orang. Akibatnya bus tidak kuat menanjak dan akhirnya terguling. Dalam kejadian itu, 35 orang mengalami luka berat, luka sedang dan seorang meninggal dunia. []

Baca juga:


Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.