Kota Bandung - Pandemi Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) ternyata membawa hikmah bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Hikmah itu di antaranya adalah digitalisasi UMKM yang meningkat dalam operasional UMKM. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jabar, Kusmana Hartadji, mengatakan bahwa UMKM di Jabar yang sudah menggunakan aplikasi digital jumlahnya meningkat 17-20%.
"UMKM yang sudah menggunakan aplikasi digital dalam beroperasinya saat ini meningkat 17 sampai 20 persen. Awalnya memang karena pandemi, tetapi akhirnya mereka lebih memilih digital dalam melakukan penawaran dan transaksinya penjualan produknya," kata Kusmana yang akrab disapa Tutus ini, di Gedung Sate, Kota Bandung, 6 Juli 2020.
Tutus juga mengatakan akibat pandemi ini UMKM di Jabar yang terdampak sebanyak 37.119 UMKM. Rata-rata mereka terdampak dari sisi merosotnya volume penjualan, bahkan diantaranya ada yang hingga menutup usahanya. "Kalau dihitung jumlahnya ada 37.119 UMKM yang terdampak, mulai dari penurunan volume penjualan hingga penutupan usaha. Kalau tahun 98 lalu saat krisis ekonomi, UMKM disebut paling tangguh, tetapi akibat pandemi ini UMKM ikut terdampak langsung," katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Jabar untuk menolong UMKM adalah dengan pembelian produk UMKM terutama di bidang konveksi. "Sejak awal masa pandemi kita sudah mengeluarkan kebijakan yaitu membeli produk mereka dalam bentuk APD termasuk masker. Produknya kita beli dan kita bagukan kepada beberapa kalangan seperti pesantren dan tenaga medis," jelas Tutus.
Selain itu dari pemerintah pusat, untuk para UMKM diberi keringanan dalam bentuk penghapusan angsuran bank selama 3 bulan dan meniadakan suku bunga. Hal itu diberikan terutama kepada UMKM yang menjadi nasabah Kredit Usaha Rakyat atau KUR (Pun/jabarprov.go.id). []
