Hepatitis A di Pacitan Akibat Pola Hidup Jorok

Wabah Hepatitis A di Pacitan salah satu penyebabnya warga di sana tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Virus Hepatitis A. (Foto: Cincinnati Enquirer)

Surabaya - Wabah Hepatitis A di Pacitan, Jawa Timur (Jatim) salah satu penyebabnya warga di sana tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Anggota DPRD Jatim Sri Subiati mengatakan, selama ini pola hidup masyarakat di pelosok Pacitan kurang memperhatikan kesehatan. Padahal pemerintah sudah sering sosialisasi hidup bersih. Ironisnya lagi, sanitasi di Pacitan kurang memadai

"Memang perlu sosialiasi hidup sehat. Terutama pembangunan sanitasi, seperti jamban sesuai standar kesehatan di wilayah-wilayah pelosok di Pacitan," kata Sri Subiati, di Surabaya, Selasa 2 Juli 2019.

Politikus yang berangkat dari daerah pemilihan Ponorogo, Trenggalek, Magetan, Ngawi, dan Pacitan ini menegaskan, perlu tindakan konkret meminimalisir wabah virus hepatitis. Salah satunya pengobatan.

"Pemerintah daerah harus bertindak cepat tangani endemik ini. Solusinya harus mengubah cara hidup masyarakat," tegas kader Partai Demokrat ini.

Ketersediaan air bersih memang sangat dibutuhkan, karena saat ini musim kemarau. Apalagi hepatitis cepat sekali penularannya sehingga jika satu lingkungan ada yang terkena, penularan kepada orang lain sangat cepat.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa turun tangan mengatasi Hepatitis A di Pacitan. Untuk meminimalisir penyebaran virus, Pemprov Jatim membantu suplai air bersih ke sana.

Khofifah menyebut tahun ini Jatim dilanda kekeringan yang diprediksi berlangsung hingga 60 hari. Sementara problem Hepatitis A ini adalah PHBS. Untuk memastikan ketersediaan air, Pemprov Jatim mengundang pelaku bisnis di kabupaten/kota membantu, dan menyiapkan air bersih.

Selain itu, bagaimana makanan tidak terkontaminasi dan masyarakat tidak membuang sampah sembarangan

"Kita juga koordinasi Dinas Kesehatan untuk survei air bersih. Karena Hepatitis A ini problemnya PHBS, terutama suplai air besih," kata Khofifah.

Selain itu, penanganan medis dioptimalkan di seluruh puskesmas. Mulai pengecekan, hingga pengobatan gratis. "Alhamdulilah, sudah menyusut. Sebelumnya virus meluas di delapan kecamatan," ujarnya.

Untuk diketahui, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Kohar Hasi Santoso mengatakan, hingga Senin 1 Juli kemarin penderita hepatitis mencapai 975 orang.

Dinkes terus menekan angka penularan Hepatitis A, salah satu tindakan dengan melakukan penelitian epidemologi.

Dinkes juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti halnya cara mereka buang air besar, cuci tangan, dan air minumnya.

"Selain itu, bagaimana makanan tidak terkontaminasi dan masyarakat tidak membuang sampah sembarangan," katanya.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu