Hati-hati Aplikasi Pra-Instal Ponsel Berisi Malware

Kaspersky mengungkapkan sebesar 14,8 persen pengguna perangkat seluler menjadi target malware atau adware pada 2019.
Ilustrasi - Malware dalam smartphone. (Foto: Antara/HO/Kaspersky)

Jakarta - Berdasarkan hasil riset produsen antivirus dan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan sebesar 14,8 persen pengguna perangkat seluler menjadi target malware atau adware pada 2019.

Pengguna ponsel menderita infeksi partisi sistem, sehingga menyebabkan file berbahaya tidak dapat dihapus, di mana aplikasi default pra-instal bawaan pabrik ada berperan di dalamnya. 

Menurut Kaspersky, risiko adanya malware dalam aplikasi pra-instal, tergantung pada merek ponsel. Risiko aplikasi yang tidak dapat dihapus bervariasi dari satu hingga lima persen terdapat pada perangkat biaya rendah (low-end), dan dapat meningkat hingga 27 persen dalam kasus ekstrem. 

"Analisis kami menunjukkan bahwa pengguna seluler tidak hanya secara signifikan diserang oleh adware dan ancaman lainnya, tetapi perangkat mereka juga mungkin berisiko bahkan sebelum sampai di tangan," ujar peneliti keamanan Kaspersky, Igor Golovin, dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Senin, 13 Juli 2020.

Infeksi partisi sistem mengandung risiko tingkat tinggi bagi pengguna perangkat yang terinfeksi, karena solusi keamanan tidak dapat mengakses direktori sistem yang berarti tidak dapat menghapus file berbahaya. 

Menurut Golovin, jenis infeksi ini menjadi cara lebih umum untuk menginstal adware perangkat lunak yang dibuat untuk menampilkan iklan yang mengganggu. 

"Beberapa pemasok perangkat seluler berfokus pada memaksimalkan keuntungan melalui alat iklan dalam perangkat, bahkan jika alat tersebut menyebabkan ketidaknyamanan bagi pemilik perangkat," kata Igor Golovin. 

Infeksi dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu ancaman memperoleh akses root pada perangkat dan menginstal adware di partisi sistem, atau melalui kode untuk menampilkan iklan masuk ke firmware perangkat bahkan sebelum berakhir di tangan konsumen. 

Di antara ancaman yang ditemukan dalam direktori sistem, Kaspersky menemukan berbagai program berbahaya - mulai dari Trojan yang dapat menginstal dan menjalankan aplikasi tanpa sepengetahuan pengguna hingga yang paling sederhana dan tidak begitu mengancam seperti tampilan iklan, namun tetap mengganggu. 

Dalam beberapa kasus, modul adware bahkan sudah diinstal sebelum pengguna menerima perangkat mereka, sehingga dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan. 

Misalnya, banyak ponsel cerdas memiliki fungsi yang menyediakan akses jarak jauh ke perangkat, tapi jika disalahgunakan, fitur seperti itu dapat menyebabkan kompromi data pada perangkat pengguna. 

"Saya menyarankan pengguna untuk melihat dengan cermat model ponsel cerdas yang ingin mereka beli dan memperhitungkan risiko ini. Akhirnya, mungkin pengguna akan dihadapkan pada pilihan antara membeli perangkat yang lebih murah atau yang lebih ramah pengguna," ujar Golovin. 

Untuk menghindari risiko yang ditimbulkan oleh adware pada perangkat seluler, Kaspersky menyarankan untuk memeriksa ulasan pengguna sebelum membeli perangkat. 

Jika perangkat terinfeksi, periksa pembaruan firmware atau cobalah untuk memasang firmware alternatif, dengan berbagai pertimbangan sebelumnya, serta menggunakan solusi kemanan yang dapat membantu mendeteksi berbagai ancaman, termasuk adware.[]

Berita terkait
Malware Nyamar Jadi Layanan Antar Paket Saat Corona
Kasperksy menemukan serangan spam dan phishing yang mengeksploitasi situasi Covid-19 dengan mengincar orang yang menunggu paket belanja online.
Awas Malware Ginp Trojan Curi Data Internet Bank
Malware Ginp Trojan ini memanfaatkan situasi pandemik virus corona untuk mencuri data pengguna internet perbankan.
Hati-hati Malware Trickbot Berkedok Corona Curi Data
NTT Ltd, sebuah perusahaan di bidang keamanan siber, mendapati serangan spam berisi malware Trickbot untuk mencuri informasi dan data pribadi.
0
Pengamat Nilai KPK Beri Harapan Tindak Lanjuti Penyelidikan Formula E
Gengan diperiksanya Gatot juga bisa memberikan informasi yang berarti dalam penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E.