Hasto Tampung Keluhan Nahdliyin Terhadap Perilaku Sandiaga Uno

"Pemimpin itu tidak boleh grusa-grusu, emosional, main ancam, dan jangan ke depankan pencitraan seolah agamis," kata Hasto.
Nawacita Jilid II Visi Misi Jokowi Dalam Pilpres 2019 | Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (tengah) menyampaikan keterangan disaksikan, dari kiri, Waketum PPP Arwani Thomafi, Sekjen NasDem Johnny G Plate, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding, Sekjen Hanura Herry Lontung Siregar, Sekjen Perindo Ahmad Rofiq dan Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan sebelum pertemuan tertutup di Jakarta, Senin (6/8/2018). Pertemuan itu membahas penyempurnaan struktur tim pemenangan dan mendetailkan program Nawacita II. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Surabaya, (Tagar 16/11/2018) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo -Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, kedatangan sejumlah warga Nahdlatul Ulama atau  nahdliyin. Kepada Hasto, Nahdliyin mengeluh soal perilaku cawapres nomor urut dua Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno sempat melangkahi makam pendiri NU Kiai Haji Bisri Syansuri di kompleks makam Pondok Pesantren Maambaul Maarif (PPMM) Denanyar Jombang, Jawa Timur pada 2 Oktober 2018.

"Kami memahami kegusaran warga NU terhadap tindakan tidak terpuji Sandiaga yang melangkahi makam almarhum K.H. Bisri Syansuri," kata Hasto dalam keterangan pers yang diterima Tagar News, Jumat (16/11).

Pertemuan antara Hasto dan nahdliyin itu berlangsung tertutup di di Posko Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf di Surabaya, Jatim. Hasto kemudian menyebutkan jika seseorang ziarah kubur harus dilandasi niat suci dan penuh rasa hormat.

"Apa yang dilakukan Sandiaga mencerminkan dia lebih banyak mengeyam pendidikan barat, sehingga tidak memahami kepribadian bangsanya sendiri," terang Hasto.

Hasto menilai, berbahaya jika negara dipimpin sosok yang tidak peka dengan kepribadian bangsanya. Begitupun menjadikan ziarah kubur hanya sebagai pencitraan demi mendulang dukungan nahdliyin.

Lebih lanjut, kata Hasto, apa yang dilakukan Sandiaga telah menyentuh hal paling elementer terkait dengan karakter pemimpin yang seharusnya menghormati tradisi keagamaan dan budaya bangsanya.

"Tidak heran kampanye belum lama berlangsung, mereka sudah tiga kali meminta maaf. Jadi, pemimpin itu tidak boleh grusa-grusu, emosional, main ancam, dan jangan ke depankan pencitraan seolah agamis. Itulah akibatnya kalau kekuasaan dilakukan dengan cara tidak benar, seperti membeli rekomendasi 1 triliun," kata Hasto menanggapi keluhan warga NU tersebut.

Hasto juga mengingatkan Jatim adalah pusat penggemblengan anak-anak bangsa dari perpaduan kalangan nasionalis-Islam yang sangat mengerti jiwa dan kepribadian bangsanya.

"Dapur kebangsaan itu (Jatim) menyala-nyala, dan tidak heran di Kota Surabaya ini semangat kepahlawanan itu muncul, semangat dedication of life itu berkobar demi mempertahankan nusa dan bangsa," lanjut Hasto.

Sebab itu, jelas Hasto, TKD, mesin parpol, dan sukarelawan di Jatim harus bisa memenangkan Jokowi-Ma'ruf yang merupakan cerminan dari perwakilan nasionalis dan Islam tersebut.

"Kami tidak sekadar sedang memenangkan Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf, tetapi sedang memenangkan nasib, memenangkan masa depan bangsa dan negara Indonesia di tangan pemimpin yang lahir dari rakyat," tegasnya. []

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.