Jakarta, (Tagar 29/9/2017) – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas membantah terjadinya kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Bahkan, SMRC menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia merasa cukup aman dari berbagai ancaman orang atau pun kekuatan kelompok.
Pernyataan tersebut dikemukakan SMRC setelah melakukan survey terhadap 1.220 responden, yakni Warga Negara Indonesia yang berusia minimal 17 tahun.
“Secara umum warga merasa sangat atau cukup aman dari berbagai ancaman keamana yaitu 88,8 persen,” ujar Sirojudin Abbas dalam sebuah acara yang mengangkat tema Isu Kebangkitan PKI Sebuah Penilaian Publik Nasional di Jalan Cisadane No 8, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (29/8).
Sementara itu, menyinggung isu kebangkitan PKI, Sirojudin mengungkapkan, justru mayoritas warga yakni 86,8 persen tidak setuju jika sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI, sedangkan 12,6 persen masyarakat mengaku setuju.
“Jadi 12,6 persen yang setuju di antaranya menganggap kebangkitan PKI sudah menjadi ancaman bagi negara,” lanjutnya.
Berikutnya setelah dilakukan survey lebih lanjut oleh SMRC, para responden yang mengaku setuju bahwa saat ini sedang terjadi kebangkitan PKI menyebut hal ini bisa menjadi ancaman bagi negara.
“Di antara 12,6 persen yang setuju, sekitar 39,9 persen atau sekitar 5 persen dari total populasi merasa bahwa kebangkitan PKI sudah menjadi ancaman bagi negara,” jelasnya.
Meski begitu, kata Sirojudin lebih lanjut, sekitar 25,5 persen responden berpendapat, kalaupun sedang terjadi kebangkitan PKI maka kebangkitan itu tidak akan penting dan tidak akan mengancam apabila keadilan sosial, kesejahteraan rakyat, tanpa PKI seperti sekarang ini semakin membaik.
Namun 36,6 persen tidak menyetujui pendapat tersebut dan 37,9 persen sisanya tidak memberi jawaban apapun. (sas)
