Jakarta - Putus cinta adalah fenomena yang biasa terjadi. Tetapi, banyak pasangan yang mengakhiri hubungannya secara baik-baik meskipun berarti keduanya telah mengakhiri rasa cinta yang pernah ada sebelumnya.
Lalu bagaimana bisa seseorang bisa bertaman dengan orang pernah ada dalam hubungan cinta, tanpa cinta yang pernah ada sebelumnya?
Fenomena ini mirip seperti yang dialami oleh Shawn Mendes dan Camila Cabello, yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan asmara dan berlanjut pada hubungan pertemanan.
Untuk mengenal fenomena hubungan ini lebih jauh, pelatih perceraian dari Amicable, Bec Jones, telah merinci pro-kontra dari hubungan pertemanan dengan mantan.
1. Manfaat
Dalam hubungan apapun, pertikaian tidak harus terjadi pada aktivitas diatas ranjang saja, tetapi anak, teman, ataupun hewan peliharaan pun dapat menjadi sumber dari pertikaian.
Manfaat pertama dari berteman dengan mantan adalah kemungkinan mempermudah navigasi hubungan pasca terjadinya pertikaian.
Ini sangat bermanfaat jika kedua pasangan sebelumnya telah memiliki anak. Hubungan yang baik setelahnya akan berakhir pada hubungan pengasuhan yang sehat satu sama lain.
Ini akan mengurangi kemungkinan stress yang dialami anak, setelah menyaksikan perpisahan kedua orang tuanya.
Jika pasangan sebelumnya tidak memiliki anak, maka tanpa adanya pemutusan hubungan, kedua pasangan kemungkinan akan memiliki circle pertemanan yang sama.
Tetap berteman berarti kehidupan keduanya tidak harus berubah sekarang, kecuali salah satu telah memiliki pasangan lain.
Memutuskan berteman dengan mantan pun tidak akan membuat perpisahan menjadi berat, karena kedua pasangan hanya beralis hubungan dari hubungan romantis menjadi teman.
2. Resiko
Menjalin pertemanan setelah putus tentu tidak berarti tidak memberikan resiko. Resiko akan sangat sulit jika perpisahan tidak memberikan keuntungan satu sama lain.
Jika perpisahan meninggalkan patah hati, maka harapan persahabatan apapun akan menyalakan kembali romansa yang berakhir pada rasa sakit yang lebih parah.
Jika patah hati dirasakan oleh satu pihak saja, maka pihak pertama akan berupaya untuk tidak melepaskan kehidupan pihak yang kedua.
Patah hati juga akan menyulitkan pihak pertama, untuk melepas pihak kedua ketika pihak kedua telah menjalin hubungan asmara dengan orang lain.
Jika kondisinya kedua pasangan telah memiliki anak, maka pilihan terbaik adalah tetap berteman tanpa harus menjalin hubungan secara penuh baik dengan mantan ataupun pasangannya.
Bagaimanakah kita tahu saat yang tepat untuk tidak melakukan pertemanan dengan mantan?
3. Saat yang tepat untuk tidak berteman sama sekali
Berteman dengan mantan, tidaklah selamanya menjadi solusi yang baik. Setidaknya ada beberapa keadaan yang harus diperhitungkan untuk tidak melakukan pertemanan dengan mantan.
Diantaranya adalah ketika hubungan sebelumnya terasa kasar, manipulatif, ataupun beracun (toxic).
Salah satu pihak pasti membutuhkan waktu menyendiri, sementara pihak lainnya sebaiknya tidak melakukan upaya pendekatan apapun.
4. Bagaimana agar pertemanan dengan mantan dapat berjalan dengan baik?
Jika berteman adalah pilihan yang dirasa baik oleh kedua belah pihak, maka kedua belah pihak harus memahami beberapa batasan.
Pertama adalah tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan lama. Sebaiknya sesaat setelah berpisah, kedua belah pihak memilih waktu sendiri untuk memulihkan emosi satu sama lain.
Bagaimanapun juga perpisahan adalah hal yang sulit.
Kedua adalah menghindari tempat-tempat atau tindakan yang dapat membangkitkan memori romansa.
Meskipun hanya sebatas emoticon ciuman, tetapi itu dapat ditanggapi beragam oleh pihak lainnya. []
Baca Juga
- 4 Larangan Setelah Berhubungan Seksual Demi Kesehatan
- Frekuensi Hubungan Intim Berdasarkan Usia Menurut Dr. Boyke
- 3 Faktor Kenapa Pegal-pegal Usai Berhubungan Seks
- Adakah Minuman dan Makanan yang Tingkatkan Daya Seks?
