Hari Santri dan Cawapres, Jokowi: Siapa Anti Ulama? Anti Islam?

Jokowi menandatangani Hari Santri dan memilih ulama sebagai cawapres, sehingga ia bertanya siapa anti ulama, anti Islam.
Jokowi-Ma'ruf Amin (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Karanganyar, (Tagar 4/2/2019) - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo meluruskan banyak fitnah yang ditujukan pada dirinya. Mulai dari tuduhan anti ulama, anti islam, antek asing, PKI.

Ia menitipkan pesan pada para pengusaha yang bekerja dan tergabung dalam organisasi Sedulur Kayu dan Mebel (Sekabel) Jokowi, untuk menyampaikan hal-hal yang benar kepada masyarakat memasuki pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019.

"Yang paling penting sekarang bagaimana waktu yang tinggal dua bulan ini, kita bekerja menyampaikan hal-hal yang benar, dan jangan dibalik-balik, serta hal ini, sangat gampang," kata Jokowi disela acara Deklarasi relawan Sekabel Jokowi, di Gedung De Tjolomadoe Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2) dilansir kantor berita Antara.

Menurut Jokowi sekitar dua bulan ini, masuk pileg dan pilpres, sehingga apa yang terjadi sekarang banyaknya semburan fitnah di mana-mana terutama di media sosial, dan juga di darat. Bahkan, juga terjadi semburan-semburan kebohongan, kedustaan yang ada di mana-mana. Yang benar dibalik menjadi salah, dan sebaliknya.

Baca juga: Jokowi, Blak-blakan Ungkap Usahanya Rebut Blok Mahakam, Blok Rokan dan Freeport

"Saya sebenarnya sudah memantau dan diam tidak mau mejawab. Saya ingin kerja saja dari pagi sampai pagi dan tengah malam," tutur Jokowi.

Namun, kata Jokowi, dirinya sudah waktunya untuk menjawab, dan jangan dipikir dirinya sabar kemudian dihina-hina, dan maki-maki seperti itu, terus hanya diam saja.

"Saya sampaikan berkali-kali tidak ada rasa takut sekecil yang hinggap di hati saya, demi untuk kepentingan bangsa dan negara," ucap Jokowi.

Menurut Jokowi kalau dirinya dibilang antek asing. Pada 2015 yang namanya "Blok Mahakam" yang sudah dari 50 tahun dikelola oleh perusahan dari Prancis dan Jepang. Sekarang sudah diambil alih dan diberikan 100 persen oleh Pertamina. Pertanyaannya antek asingnya di mana.

Kedua "Blok Rokan" di Riau, yang dikuasai oleh perusahaan Amerika Serikat sudah lebih dari 90 tahun. Pada 2018 sudah dimenangkan oleh Pertamina 100 persen. Hal ini dibilang antek asing.

"Perusahan Freeport di Papua, yang sudah dikelola oleh perusahaan asing lebih dari 40 tahun. Tambang tembaga dan emas terbesar di dunia itu, empat tahun melakukan negosiasi, dan dipikir mudah, tidak ada tekanan dan entrik politik. Jika mudah sudah dari dahulu diambil alih oleh pemerintah. Ini pekerjaan yang amat sulit karena ada tekanan-tekanan politik," ungkap Jokowi.

Perusahaan Freeport mulai akhir Desember 2018 sudah diambil mayoritas oleh negara, yakni sahamnya sekitar 51,2 persen. Pertanyaannya yang antek asing siapa. Jangan menunjuk orang lain antek asing, tetapi justru dia sendiri yang antek asing.

Menurut Jokowi, tidak mempan isu antek asing, kemudian ganti lagi, yakni Presiden Jokowi itu, PKI. Hal ini, logikanya tidak masuk, dan dirinya menerangkan mudah sekali kepada rakyat dan kalangan atas.

"Saya dilahirkan 1961, dan PKI dibubarkan 1965/1966, dan usia saya baru empat tahun. Apa ada PKI balita, dan mereka diam karena dua isunya hilang lagi," ujarnya.

Menurut Jokowi, mereka ganti lagi isunya, yakni Jokowi anti-ulama dan Islam. Padahal, diri hampir setiap hari keluar masuk pondok pesantren dengan ulama. Perpres yang menandatangi Hari Santri itu, siapa, dan sekarang calon wakilnya siapa. Akhirnya isu itu, mental lagi.

"Saya sudah sampaikan hal ini, berkali-kali marilah menggunakan cara-cara berpolitik beretika, penuh tata krama, dan sopan santun yang baik. Masyarakat sekarang sudah cerdas sudah tahu mana yang baik dan salah," kata Jokowi. []

Berita terkait