Jokowi, Blak-blakan Ungkap Usahanya Rebut Blok Mahakam, Blok Rokan dan Freeport

'Memangnya mudah empat tahun ambil alih Blok Mahakam, Blok Rokan dan Freeport? Nggak ada tekanan? Nggak ada intrik?' - Jokowi
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) berdoa bersama para pengusaha saat bersilaturahmi dengan Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah (PPJT) di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (2/2/2019). Selain bersilaturahmi dengan para pengusaha se-Jateng yang tergabung dalam PPJT, kunjungan Jokowi itu untuk mengikuti ikrar deklarasi dukungan paguyuban tersebut kepada Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2019. (Foto: Antara/Aji Styawan)

Semarang, (Tagar 3/2/2019) - Jokowi buka suara soal tudingan antek asing yang menderanya selama empat tahun terakhir. Ia menepis tuduhan itu dengan kerja nyata.

“Sebutan yang diberikan ke saya, antek asing, empat tahun. Saya tidak pernah bicara, sekarang saya harus bicara,” kata calon presiden nomor urut 01 ini, di Semarang, Sabtu (2/2).

Di hadapan ribuan pendukungnya, Jokowi menyatakan  pengambilalihan sejumlah sektor strategis nasional yang sebelumnya dikuasai perusahaan asing menjadi bukti nyata dirinya bukan antek asing.

Baca juga Jokowi: Konsultannya Konsultan Asing, Terus yang Antek Asing Siapa?

Ia pun bercerita tidak semudah membalik tangan kala mengakuisisi beberapa kepentingan nasional seperti di sektor pertambangan dan minyak. “Memangnya mudah empat tahun ambil alih Blok Mahakam, Blok Rokan dan Freeport?” ujarnya.

Penguasaan Blok Mahakam dan Blok Rokan, Jokowi harus punya kecermatan dan keberanian kala menginstruksikan Pertamina. “Saya selalu punya hitungan, kalkulasi sendiri saat memberikan perintah,” tegas dia.

Blok Mahakam, hampir 50 tahun dikuasai Total E&P dan Inpax Corporation, perusahaan Prancis dan Jepang. Sejak 2015 dikelola penuh oleh Pertamina, baik produksi maupun pemasarannya.

Juga di Blok Rokan, kawasan penghasil minyak terbesar di Indonesia. Pada 2018 dapat diambilalih Pertamina dari Chevron, perusahaan dari Amerika yang telah bercokol selama 90 tahun.

“Kamu siap ndak mengelola ini ? Kalau ndak siap bilang saja. Tapi kalau kamu siap, kita ambil. Dijawab, siap Pak. Bisa kelola? Bisa Pak, ambil,” cerita Jokowi kala menginstruksikan Pertamina ambil alih Blok Mahakam dan Blok Rokan.

Pun demikian ketika memutuskan untuk membeli saham mayoritas Freeport. Sejak awal 2015, Pemerintah Indonesia sudah lakukan negosiasi. 

"Di PP-nya hanya 30 persen. Tapi saya maunya mayoritas, bukan hanya 30 persen. 30 persen itu bukan mayoritas karena sudah 40 tahun," tuturnya.

Negosiasi selama empat tahun tidak berjalan mudah meski akhirnya berhasil. 

“Dipikir negosiasi dengan Freeport, dengan Amerika itu gampang? Kalau gampang sudah dulu-dulu kita ambil. Dipikir tidak ada intrik-intrik politik? tidak ada tekanan-tekanan politik?” kata dia.

Jokowi pun lantas membuka rahasia ia mampu melalui beragam tantangan tersebut. 

"Untungnya saya kurus. Jadi ditekan di sini, bisa belok ke sini sedikit. Ditekan sini, bisa belok ke sini sedikit. Lama-lama yang nekan capek sendiri," beber dia sembari menekan bagian tubuhnya.

Sekali lagi, Jokowi menegaskan apa yang telah dilakukannya selama memimpin Kabinet Kerja, menjadi bukti keberaniannya melawan kepentingan asing. 

“Orang banyak melihat saya kurus, perlu diketahui bahwa saya tidak pernah takut apa pun untuk kepentingan nasional kita, bangsa kita, rakyat kita, saya tidak pernah takut,” tegas dia. []

Berita terkait
0
Amerika Perluas Kapasitas Tes untuk Cacar Monyet
Perluas kapasitas pengujian di berbagai penjuru negara dan membuat tes lebih nyaman dan mudah diakses pasien dan penyedia layanan kesehatan