Jakarta - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mencatat kenaikan rata-rata harga tandan buah (TBS) Kelapa Sawit disepanjang 2021 naik sebesar 42,47 persen dibandingkan tahun 2020.
Menurut Rino Afrino, Sekretaris Jenderal DPP APKASINDO kenaikan tersebut akan sangat berdampak pada pendapatan petani dan kegiatan roda ekonomi di sentra sentra kelapa sawit di Indonesia. Hal ini menurutnya terjadi karena tren harga CPO (Crude Palm Oil) di dunia seperti Rotterdam yang naik secara signifikan mencapai 68 persen di periode ini.
"Dari data yang dikumpulkan bahwa dari tahun ke tahun terjadi kenaikan CPO Rotterdam yang jadi pijakan harga CPO Indonesia dan Malaysia sebanyak 68 persen di 2020-2021," ucap Rino pada webinar Refleksi Sawit Rakyat 2021, Jumat, 31 Desember 2021.
- Baca Juga: Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
- Baca Juga: Kelapa Sawit, Diyakini Dapat Mengatasi Krisis Energi Dunia
Indonesia sebagai negara nomor 1 produsen sawit terbesar di dunia tentu sangat mempertimbangkan keniakan CPO di seluruh dunia sebagai pemasok minyak kelapa sawit terbesar dalam ekspor ke luar negeri.
Di sisi lain, ia menyatakan masih banyak PR yang menanti di tahun depan. Misalnya, soal proses penetapan harga yang masih beragam serta ketimpangan harga CPO antar provinsi.
Rino mengambil contoh pertimbangan peningkatan harga TBS sawit di Provinsi Riau yang memecahkan rekor nasional dengan nilai tertinggi mencapai Rp3.500/kg. Namun, di provinsi lain harga masih bervariasi dari Rp2.000/kg hingga Rp3.000-an/ kg.
Tak hanya itu, harga pupuk saat ini juga sedang naik hingga 100 persen. Hal ini tentu menjadi momok bagi para petani kelapa sawit yang kelimpungan menghadapi situasi kesetimpangan harga.
- Baca Juga: Minyak Sawit di Referendum Perdagangan Bebas Swiss Indonesia
- Baca Juga: Jokowi Tekankan Pentingnya Hilirisasi dan Industrialisasi Kelapa Sawit
Dari hal ini, Rino menyebut kenaikan harga pupuk sangatlah berpengaruh pada harga pokok produksi. Hal ini juga dapat berdampak bagi petani yang kemungkinan mengurangi/menunda pemupukan yang berimplikasi penurunan produksi TBS di tahun depan.
Melihat hal ini, Rino pun sudah mewanti-wanti pada webinar kemarin bahwa kemungkinan produksi minyak kelapa sawit di tahun depan bisa sangat menurun.
(Fasya Aldiza Mutasyifa)