Harga Pangan Dunia Melonjak Tajam ke Rekor Harga Tertinggi

Harga komoditas pangan global naik tajam pada bulan November 2020 ke level tertinggi dalam hampir enam tahun terakhir
Panen tebu di Brasil (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Harga komoditas pangan global naik tajam pada bulan November 2020 ke level tertinggi dalam hampir enam tahun terakhir. Ini disampaikan oleh Badan Pangan PBB (FAO/ Food and Agriculture Organization) pada Kamis, 3 Desember 2020. Sebagian karena kondisi cuaca buruk dan pandemi virus corona.

FAO mengatakan harga bahan pangan yang paling banyak diperdagangkan secara global naik secara keseluruhan, memberikan tekanan ekstra khususnya pada 45 negara yang membutuhkan bantuan pangan dari luar untuk memberi makan penduduk.

Indeks Harga Pangan FAO rata-rata berada di 105 poin selama satu bulan, naik 3,9% dari Oktober 2020 dan 6,5 persen dari tahun sebelumnya."Kenaikan bulanan ini adalah yang paling tajam sejak Juli 2012, menempatkan indeksnya pada level tertinggi sejak Desember 2014," kata badan pangan PBB yang berbasis di Roma itu.

harga minyakHarga minyak goreng naik karena terbatasnya stok minyak sawit. Ini informasi FAO (Foto: dw.com/id)

Kenaikan terbesar terjadi pada indeks harga minyak nabati yang melonjak 14,5% karena rendahnya stok minyak sawit. Indeks harga sereal naik 2,5% dari Oktober 2020 - membuatnya hampir 20% lebih tinggi dibanding tahun lalu.

1. Harga Pangan Naik karena Prospek Panen Buruk

Harga ekspor gandum naik, antara lain karena berkurangnya prospek panen di Argentina, begitu pula harga jagung, dengan ekspektasi produksi yang lebih rendah di AS dan Ukraina dan pembelian besar-besaran oleh Cina, seperti dilaporkan FAO.

Indeks harga gula naik 3,3% dari bulan sebelumnya di tengah "meningkatnya ekspektasi penurunan produksi global" karena cuaca buruk yang membuat prospek panen yang lebih lemah di Uni Eropa, Rusia dan Thailand.

Harga susu juga naik 0,9% mendekati level tertinggi selama 18 bulan, sebagian karena ledakan penjualan di Eropa akibat pandemi corona. Harga daging naik 0,9% dari Oktober 2020, tetapi telah mengalami penurunan secara signifikan pada tahun lalu, kata laporan itu.

2. Pandemi Virus Corona Dorong Kerawanan Pangan Global

Kenaikan harga merupakan beban tambahan bagi mereka yang mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi virus corona, yang menurut FAO terbukti menjadi "pendorong penting tingkat kerawanan pangan global".

"Pandemi memperburuk dan mengintensifkan kondisi yang sudah rapuh yang disebabkan oleh konflik, hama dan guncangan cuaca, termasuk badai baru-baru ini di Amerika Tengah dan banjir di Afrika," kata FAO. Selanjutnya disebutkan, "45 negara, 34 di antaranya di Afrika, terus membutuhkan bantuan eksternal untuk makanan".

Laporan FAO juga mencatat risiko curah hujan di atas rata-rata di Afrika Selatan dan Asia Timur, sementara sebagian Asia dan Afrika Timur curah hujan diperkirakan berkurang dan merupakan "kondisi yang dapat mengakibatkan guncangan produksi yang merugikan". [hp/gtp (afp, rtr)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Sejarah dan Fakta Hari Pangan Sedunia 16 Oktober
Hari Pangan Sedunia diperingati setiap tanggal 16 Oktober bertepatan dengan lahirnya Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia FAO.
Menko Luhut Ingin Indonesia Rajai Eskpor Bahan Pangan Dunia
Selain ketahanan pangan nasional, Menko Luhut ingin Indonesia mampu merajai ekspor bahan pangan dunia pasca pandemi Covid-19.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"