Arab Saudi dan OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi Minyak

Riyadh memastikan akan memotong volume produksi sebesar 500.000 barel per hari (bph) dari Mei hingga akhir 2023
Logo Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) terlihat di luar kantor pusat OPEC di Wina, Austria, pada 3 Maret 2022. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Riyadh, Arab Saudi – Arab Saudi dan negara-negara produsen minyak lainnya (OPEC+) pada hari Minggu, 2 April 2023, mengumumkan kesediaan mereka untuk memangkas produksi minyak untuk mendukung stabilitas harga komoditas tersebut.

Riyadh memastikan akan memotong volume produksi sebesar 500.000 barel per hari (bph) dari Mei hingga akhir 2023. Ini menurut laporan media pemerintah.

Wakil perdana menteri Rusia juga mengatakan Moskow akan turut berpartisipasi dalam pemotongan produksi secara sukarela tersebut sebesar 500.000 bph hingga akhir 2023. Langkah Moskow dan Saudi tersebut diikuti oleh Uni Emirat Arab, Kuwait, Irak, Oman, dan Aljazair yang juga sepakat memangkas produksi selama periode waktu yang sama meski dengan volume yang berbeda.

Uni Emirat Arab mengatakan akan memangkas produksi sebesar 144.000 bph, Kuwait mengumumkan pemotongan 128.000 bph, sementara Irak mengatakan akan memangkas produksi sebesar 211.000 bph dan Oman mengumumkan pemotongan 40.000 bph. Aljazair mengatakan akan memangkas produksinya sebesar 48.000 bph.

Kementerian energi Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kesediaan Riyadh untuk mengurangi produksinya semata sebagai tindakan pencegahan yang bertujuan mendukung stabilitas pasar minyak. (ah)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Arab Saudi dan UEA Dukung Pemangkasan Produksi Minyak OPEC
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), 31 Oktober 2022, membela keputusan OPEC dan sekutu-sekutunya untuk memangkas produksi minyak