Jeneponto - Para petani garam saat ini mengalami kerugian besar karena harga jual garam mengalami penurunan drastis di banding tahun sebelumnya.
Hal ini dialami para petani garam di Kampung Paccelang, Kelurahan Pallegu, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
"Pasalnya harga penjualan tahun lalu mencapai 100 ribu sampai 200 ribu per karung. Namun sekarang harga jual garam senilai 35 ribu per karung ukuran 60 kilogram," kata Baso, petani garam di Kecamatan Bangkala.
Walaupun demikian tetap menjual hasil panen dengan harga murah karena tidak ada pilihan lain untuk mempertahankan hidup
Baso mengaku, harga jual yang dipatok saat ini tidak sesuai dengan hasil keringat yang dikeluarkan selama proses memproduksi garam.
"Saya dan petani garam yang lain tiap hari menahan panas terik matahari dalam mengontrol lahan garam, khususnya mengontrol ukuran air agar bisa memproduksi garam. Selain mengontrol, para petani juga membayar buruh," katanya.
Menurutnya, harga garam di Jeneponto mengalami penurunan harga, karena banyaknya garam impor yang diperjualbelikan di pasaran, sehingga garam lokal tidak laku.
"Walaupun demikian tetap menjual hasil panen dengan harga murah karena tidak ada pilihan lain untuk mempertahankan hidup," keluhnya.
Dia dan para petani yang lain berharap agar pemerintah dapat menstabilkan harga garam. Karena bertani garam merupakan pendapatan utama warga di sana.
Diketahui para petani garam di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto memproduksi garam atau cecla dalam bahasa Jeneponto saat memasuki musim kemarau. Mereka memproduksi garam tiap dua hari, dan menghasilkan sedikitnya satu sampai dua karung ukuran 60 kilogram.[]
Baca juga: