Gula Semut, Komoditas Ekspor Unggulan Yogyakarta

Gula semut atau gula merah bubuk merupakan komoditas ekspor pangan unggulan asal DIY.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X melepas pengiriman komoditas pertanian DIY untuk diekspor di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, Selasa 30 Juli 2019. (Foto: Tagar/Ratih Keswara)

Yogyakarta - Gula semut atau gula merah bubuk merupakan komoditas ekspor pangan unggulan asal DIY. Komoditas ini bahkan tidak memiliki saingan sebagai produk ekspor dari Indonesia.

Hal ini diungkapkan Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan RI, Ali Jamil usai acara pelepasan ekspor komoditas pertanian DIY di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, Selasa 30 Juli 2019.

Ali mengatakan, selama ini DIY telah mengekspor berbagai macam komoditas. Untuk komoditas gula kelapa yang berupa gula semut, DIY bahkan hampir tanpa saingan dalam hal ekspor.

"Tiap tahunnya, ribuan ton gula semut dari DIY diekspor. Bahkan dapat dikatakan kebutuhan luar negeri atau kebutuhan negara-negara di dunia ini hampir semua dipenuhi oleh produk dari DIY," imbuhnya.

Selain gula semut, DIY menjadi daerah yang juga mengekspor pala bubuk, bunga cengkeh, kayu manis, buah vanili, dan sarang burung walet.

Komoditas pangan asal DIY pun dinilai telah mampu bersaing di pasar dagang internasional. Hal ini dapat dilihat dari cukup banyaknya komoditas pangan DIY yang telah diekspor dalam jumlah yang tidak sedikit.

Potensi besar lainnya yang kita miliki harapannya akan bisa menyusul untuk dapat diterima oleh mancanegara

Gula semut sendiri diekspor ke negara Belanda, Belgia, Estonia, Afrika Selatan, Selandia Baru, dan Kanada. Total yang diekspor bisa mencapai lebih dari 300.000 Kg.

Untuk pala bubuk diekspor ke Perancis, Amerika Serikat, Swiss, dan Vietnam dengan total berat hingga lebih dari 76.000 Kg.

Sementara itu, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY mengatakan, pelepasan ekspor komoditas pertanian unggulan ini membuktikan komoditas Indonesia sudah bisa bersaing dan diterima di pangsa pasar internasional.

"Untuk itu, potensi besar lainnya yang kita miliki harapannya akan bisa menyusul untuk dapat diterima oleh mancanegara dengan jangkauan yang lebih luas," paparnya.

Dikatakan Sri Paduka, dengan dioperasionalkannya Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) sejak April 2019 lalu, perdagangan internasional komoditas pertanian terbukti terpengaruh besar dalam bidang perdagangan internasional.

Dengan adanya YIA, lalu lintas antar negara menjadi sangat mudah dan jangkauan jadi lebih luas.

"Ini tentunya membuka lebar kesempatan ekspor komoditas pertanian kita ke mancanegara. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa mendorong mewujudkan Gerakan Bersama Ekspor Produk Pertanian menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia pada 2045 nanti," tukas Sri Paduka.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan unit pelaksana teknis dari Kementerian Pertanian yang berada di DIY. Balai ini memiliki tugas pokok melaksanakan kegiatan operasional Karantina Hewan dan Tumbuhan, serta Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.