Golput Itu Haram, Kata Khatib di Mimbar Idul Adha

Golput itu haram, kata Khatib DDII di mimbar Idul Adha di Masjid Al Furqan, Jakarta hari ini.
Golput Itu Haram, Kata Khatib di Mimbar Idul Adha | Umat Islam mendengarkan khotbah Idul Adha di lapangan Banyuurip Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (21/8/2018). Jamaah Majlis Tafsil Alquran (MTA) menetapkan Idul Adha 1439 H jatuh pada Selasa (21/8/2018) dan penyembelihan hewan kurban akan dilakukan pada Rabu (21/8/2018). (Foto: Antara/Anis Efizudin)

Jakarta, (Tagar 21/8/2018) - Khatib Salat Idul Adha Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang berlokasi di masjid Al Fuqran Jalan Kramat Raya menegaskan bahwa haram bagi umat muslim untuk tidak memilih alias golput (golongan putih) saat pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) 2019.

"Golput itu haram, dari mimbar Idul Adha ini saya mengatakan agar umat Islam harus niat ikut pileg dan pilpres, 'fardhu a'in', ini wajib," kata khatib Cholil Ridwan di masjid Al Fuqran, Jakarta, Selasa (21/8) mengutip Antara.

Ratusan umat mengikuti salat Idul Adha di masjid tersebut mulai pukul 07.07 Wib yang dipimpin oleh Imam Hasbullah Fachri. Jamaah yang terlambat bahkan mengikuti salat Id gelombang kedua yang berlokasi di lantai 3 masjid pada pukul 08.00 Wib.

Pileg dan pilpres akan digelar serentak pada 17 April 2019 dengan masa kampanye mulai 13 Oktober 2018 sampai 13 April 2019.

"Umat Islam dihadapkan 2 pilihan menang atau kalah? Umat Islam wajib meneladani dakwah dalam politik ketimbang yang lainnya karena politik adalah lokomotif yang menarik gerbong-gerbong dakwah, syariah ukhuwah, umat Islam tidak boleh pasif," tambah Cholil.

Ia juga meminta agar umat Islam melek politik dengan memasukkan mata pelajaran politik maupun ajaran syariah dan kitab kuning ke dalam kurikulum lembaga pendidikan Islam maupun pesantren.

Umat muslim menunaikan salat Idul Adha di masjid Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang berlokasi di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat pada Selasa.

"Haram hukumnya untuk golput, kita wajib mengawal ketat pileg dan pilpres dari ketidakadilan. Jadikan pileg dan pilpres sebagai ibadah, dengan membaca 'bismillah' pilihkan capres (calon presiden) dan caleg (calon legislatif) yang membela Islam," ungkap Cholil.

Cholil juga berpesan agar umat memilih pemimpin yang diusulkan Ijtima ulama.

"Dari mimbar Idul Adha ini saya katakan, pilihlah pemimpin yang dipilih oleh ijtima ulama, pilihlah pemimpin yang dipilih ulama. Allah tidak mengubah nasib umat Indonesia kalau tidak diubah oleh umat Islam itu sendiri," kata Cholil.

Menurut Cholil, bila umat Islam miskin-miskin maka bangsa Indonesia juga akan miskin, bila umat Islam bodoh-bodoh, maka bangsa Indonesia juga bodoh karena umat Islam adalah mayoritas di Indonesia.

"Umat Islam di Indonesia mayoritas, tapi mayoritas yang tidak berkualitas, tidak dapat berbuat banyak untuk urusan bangsa, negara, agama dan umat Islam sendiri," tambah Cholil.

Pengurus juga sudah mendapatkan hewan kurban berupa 518 ekor kambing, 36 ekor sapi yang akan diberikan kepada korban bencana gempa bumi Lombok dan disalurkan keluar negeri. 

Tujuh Alasan

Sebelumnya, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang berlokasi di Masjid Al Fuqran Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat melaksanakan Salat Idul Adha 1439 Hijriah pada hari Selasa (21/8).

Salat dimulai pukul 07.07 Wib dipimpin oleh Imam Hsbullah Fachri dengan khatib Cholil Ridwan dengan dihadiri ratusan orang jamaah.

Jamaah yang terlambat bahkan mengikuti shalat Id gelombang kedua yang berlokasi di lantai 3 Masjid pada pukul 08.00 WIB.

Sebelum salat, pengurus Masjid DDII membacakan Maklumat DDII tertanggal 14 Agustus 2018 yang ditandatangani Ketua Umum Mohammad Siddik tentang hasil kajian dan ketetapan Majelis Fatwa DDII tahun 2006 mengenai alasan DDII melakukan Salat Idul Adha pada 21 Agustus 2018.

Alasan pertama yaitu Idul Adha adalah syiar internasional umat Islam yang tidak bisa dipisahkan dari hari raya haji, yang rangkaian hari-harinya merupakan satu kesatuan.

Kedua, ciri khas hari raya Islam didahului oleh puasa. Jumat didahului oleh puasa Senin dan Kamis, Idul Fitri didahului oleh puasa Ramadhan dan Idul Adha pusa Arafah dengan janji pahala, pengampunan, penebusan dan pengabulan doa.

Ketiga, Puasa Arafah berkaitan erat dengan konsep tempat, waktu, peristiwa dan nilai/keutamaan.

Keempat, perbedaan waktu Indonesia-Mekkah tidak signifikan untuk dijadikan objek perbedaan dimana hari Arafah-nya masih mengalami malam dan siang yang sama.

Kelima, isbat Ramadhan dan Syawal patokannya adalah rukyat ahlul balad (Tanah Air) dan isbat Dzjulhijah patokannya adalah rukyat tanah suci.

Keenam, mengingat posisi hari raya haji sebagai hari raya internasional umat Islam yang diserukan oleh Syekhul Azhar (1975), Rabithah Alam Islami (1975), Konferensi Istambul Turki (1978) tentang perlunya mengikuti penentuan Mekkah al-Mukarramah sebagai kiblat penentuan hari wukuf dan Idul Adha.

Ketujuh, merujuk pada Maklumat Mahkamah Ulya KSA melalui putusan nomor 111 H pada 29/11/1439 tentang penetapan awal Dzulhijjah 1439 H di mana waktu wukufnya jatuh pada Senin, 20 Agustus 2018 maka dengan ini dipermaklumkan puasa hari Arafah jatuh pada Senin 20 Agustus 2018, pelaksanaan Shalat Idul Adhal DDI pada Selasa, 21 Agustus 2018 yang dipusatkan di (1) Masjid Al Furqan, (2) kompleks Pusdiklat Tambun, Setia Mekar Bekasi dan (3) Pusdiklat Musliman Center Cipayung Jakarta Timur.

Kedelapan, kepada seluruh umat Islam diserukan untuk saling menjaga kesatuan dan persatuan, saling menghargai dan saling mengayomi, memperbanyak amal saleh dengan berkorban, infak, sedekah, silaturahmi.

Pengurus juga sudah mendapat hewan kurban berupa 518 ekor kambing, 36 ekor sapi yang akan diberikan kepada korban bencana gempa bumi Lombok dan disalurkan ke luar negeri. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.