Golput di Bali Kian Tinggi

Akademisi Dr Nyoman Subanda mengingatkan pentingnya optimalisasi pendidikan politik untuk menekan angka golongan putih atau golput pada Pilkada 2018 di Bali.

Denpasar, (Tagar 18/5/2017) – Akademisi dari Universitas Pendidikan Nasional Denpasar Dr Nyoman Subanda mengingatkan pentingnya optimalisasi pendidikan politik kepada masyarakat untuk menekan angka golongan putih atau golput pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak khususnya di Bali tahun 2018.

“Perlu menengaskan kembali peran pemerintah daerah, KPU, Bawaslu terhadap Pilkada. Misalnya mengenai peran untuk melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, sosialisasi pemilu nasional dan pilkada,” kata Subanda dalam Seminar Nasional Evaluasi Pilkada Tahun 2017 Dalam Rangka Menyongsong Pilkada Serentak Gelombang III 2018 di Sanur, Denpasar, Kamis (18/5).

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik itu menekankan golput sebagai salah satu isu krusial dalam pelaksanaan pilkada serentak. Pasalnya, tren golput dalam pilkada langsung semakin tinggi. “Ini artinya tingkat partisipasi masyarakat yang ikut dalam pilkada langsung dan telah dilaksanakan secara serentak tahun 2017 cenderung menurun,” ujarnya.

Ia menyebutkan, fenomena menurunnya tingkat partisipasi terlihat dalam pilkada serentak yang terjadi di Buleleng dengan tingkat partisipasi masyarakat hanya sekitar 54 persen. Sedangkan pada pemilu tahun 2014, angka partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya masih di atas 70 persen.

“Tidak menutup kemungkinan jika persoalan administrasi kependudukan tidak dibenahi dan kepercayaan publik tidak dibangun melalui pendidikan politik yang baik, maka pemilu 2018 angka partisipasi juga akan semakin menurun,” tandas Subanda. (yps/ant)

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi