Jakarta - Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka mengaku masih suka makan di warung tegal atau warteg, meski kini statusnya adalah anak dari seorang pemimpin negara. Menurutnya, orang kantoran juga banyak yang makan di warteg.
"Sampai sekarang saya masih makan di warteg. Nama warteg tidak bisa dihilangkan karena sudah menjadi budaya kita. Orang berdasi, orang rapih kerja kantoran itu makan siangnya di warteg," kata dia di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu, 10 November 2019.
Gibran mengatakan, makan di warung tegal adalah salah satu bagian dari budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia.
Warteg bukan cuma sekedar tempat makan tapi ini adalah budaya bangsa.
Ia memilih untuk mencoba melestarikan budaya tersebut dengan caranya, yakni menjadi investor salah satu perusahaan warteg digital.
"Warteg bukan cuma sekedar tempat makan tapi ini adalah budaya bangsa. Orang Indonesia makannya ya di warteg, makanya ini harus dilestarikan," kata dia.
"Di sini saya ingin bersilaturahmi dan mengenalkan diri sebagai investornya Wahyoo pada Masyu dan Mbakyu," ujar Gibran di hadapan 3000an peserta Pikniknye Wahyoo di Dunia Fantasi Ancol.
Gibran Rakabuming saat hadir di gathering mitra Wahyoo di Dufan, Jakarta, Minggu (10/11/2018). (Foto: Antara/Ida Nurcahyani)
Diketahui, Gibran memang dikenal sebagai pengusaha yang bergerak di bidang kuliner. Salah satu bisnis yang terbilang sukses dilakoninya adalah usaha martabak berjuluk Markobar yang terkenal dengan sejumlah varian rasa unik.
Baca juga: Indomie Jadi Mie Terenak di Dunia
Jalan sebagai pebisnis, kemudian diikuti oleh sang adik, yakni Kaesang Pangarep yang memilih membuka usaha berjualan produk olahan pisang bernama Sang Pisang.
Jalur bisnis yang digeluti kedua putra Jokowi tak lepas dari pengaruh sang ayah yang memiliki latar belakang pengusaha di bidang mebel dan olahan kayu. []
