Jakarta - Harga batu bara terus melanjutkan penguatannya. Pada penutupan perdagangan Senin, 21 Februari 2022, harga batu bara untuk pengiriman Maret menguat hingga 4,1% ke level US$ 209,35 per ton.
Permintaan batu bara dunia yang menanjak ditambah pengaruh geopolitik Rusia VS Ukraina membuat haga komoditas, terutama batu bara terus merangsek naik.
Penguatan harga inilah yang dimanfaatkan sejumlah produsen batu bara untuk menggenjot kinerja, tak terkecuali PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Manajemen ITMG, seperti dikutip Bisnis Indonesia, mengatakan, pihaknya akan mengggenjot produksi guna memaksimalkan pendapatan tahun ini.
Bahkan, perseroan melakukan pembelian dengan pihak ketiga untuk dipasok kepada para pembeli potensialnya. Namun, manajemen belum mau membeberkan terkait target produksi dan penjualan untuk tahun ini.
ITMG akan mengumumkannya secara resmi di akhir bulan Februari 2022 ini. Yang jelas, perseroan akan menjaga penjualan ekspor di pasar utama, seperti China, Jepang, dan India.
Perseroan pun akan melakukan ekspansi pasar ke sejumlah negara berkembang, khususnya di Asia Tenggara dan Asia Pasifik yang permintaan batu baranya dinilai realtif stabil.
Menurut manajemen ITMG, kebutuhan energi dunia akan terus meningkat pada tahun-tahun ke depan seiring dengan kebijakan perubahan status dari pandemi menjadi endemi COVID-19 oleh sejumlah negara.
Penguatan permintaan itu dipicu normalisasi aktivitas dan meningkatnya mobilitas masyarakat dunia. Sehingga harga batu bara sebagai salah satu komoditas energi tetap pada level yang sehat.
Informasi saja, tahun lalu perseroan menargetkan bisa memproduksi batu bara hingga 18,6 juta-18,8 juta ton. Hingga September 2021, perusahaan telah memproduksi 13,3 juta ton.[]
Baca Juga:
- PLN Siapkan Pengamanan Berlapis Pasokan Batu Bara
- Pemerintah Resmi Buka Kembali Keran Ekspor Batu Bara
- PLN Jalankan Pembelian Batu Bara Terpusat Langsung Ke Penambang
- Sinergi BUMN: Amankan Pasokan Batu Bara, PLN Teken HoA dengan PTBA dan KAI