Gelombang Arus Migran yang Terus Meningkan Bikin Yunani Khawatir

Yunani menghadapi peningkatan imigrasi gelap seiring dengan berlanjutnya krisis Gaza
Ilustrasi - Para migran melintasi Laut Tengah untuk menuju Yunani (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Athena, Yunani – Yunani menghadapi peningkatan imigrasi gelap seiring dengan berlanjutnya krisis Gaza. Perkembangan ini membuat PM Kyriakos Mitsotakis dan pejabat senior Uni Eropa berangkat ke Mesir hari Minggu (17/3/2024) untuk menandatangani paket bantuan bernilai lebih dari 8 miliar dolar AS guna membantu meringankan migrasi. Anthee Carassava melaporkannya untuk VOA.

Arus migrasi gelap yang meningkat telah menyebabkan jumlah orang yang memasuki Yunani meningkat lebih dari 400% dalam sebulan terakhir saja.

Warga Palestina menduduki peringkat tinggi dalam arus migrasi ini, namun warga Mesir juga semakin banyak yang mengikuti jejak ini.

Menteri Migrasi dan Suaka Yunani, Dimitris Keridis menjelaskan, “Tidak diragukan lagi Mesir adalah pihak yang paling terkena dampak krisis di Gaza. Dan bagaikan ekonominya belum cukup terbebani, krisis Gaza dan masuknya warga Palestina telah memperburuk situasi, menyebabkan warga Mesir harus mengungsi secara besar-besaran.”

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR) Volker Türk pada awal Maret 2024, dalam pidatonya berbicara mengenai konsekuensi buruk bagi jutaan orang ketika 55 konflik berkobar di seluruh dunia. Kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa (4/3/2024), Turk menyampaikan perkembangan terbaru HAM secara global.

pagar pembatas yunani dan turkiPagar pembatas di perbatasan Yunani dengan Turki (Foto: dw.com/id - Nicolas Economou/NurPhoto/picture alliance)

“Gelombang konflik menghancurkan kehidupan masyarakat, menghancurkan perekonomian, sangat merusak hak asasi manusia, dan meningkatkan harapan akan penyelesaian multilateral.”

Sejak awal tahun ini, pulau-pulau paling selatan di Yunani, yaitu Kreta dan Gavdos, merupakan wilayah yang paling terkena dampak dengan banyaknya warga Mesir yang mendarat di pantai tersebut setiap hari, mencari perlindungan ke negara-negara Barat melalui Libya.

Pada hari Minggu, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis akan melakukan perjalanan ke Kairo bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk menyelesaikan paket bantuan 8,06 miliar dolar AS guna menopang perekonomian Mesir dan membantu membendung gelombang imigrasi ilegal.

Berdasarkan kesepakatan yang direncanakan, tahap pertama sebesar $1 miliar akan segera disalurkan sebagai bantuan keuangan darurat. Sisanya, akan terkait dengan reformasi ekonomi.

Yunani telah menjadi pintu gerbang favorit ke Uni Eropa bagi para migran dan pengungsi dari Timur Tengah, Afrika dan Asia sejak tahun 2015, ketika hampir 1 juta orang mendarat di pulau-pulau tersebut. Situasi ini menyebabkan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi. Ribuan orang lainnya tewas di laut.

Krisis migrasi telah membuat Yunani mengambil pendekatan yang tegas untuk menangkis arus migran ilegal, namun ini memicu tuduhan bahwa Yunani memaksa pergi para migran dengan rakit reyot, membahayakan nyawa mereka, bahkan menyiksa mereka begitu tiba di negara tersebut.

Pihak berwenang Yunani membantah tuduhan tersebut namun para migran semakin banyak yang angkat bicara.

Pekan lalu, menurut kesaksian seorang migran, empat pengawal Yunani ditangkap karena memukuli seorang migran, memukul wajahnya dan mematahkan tulang rusuknya.

Investigasi mendesak mengenai kasus tersebut sedang dilakukan. (my/ka)/AP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Paus Fransiskus Hanya Berkaca di Hilir Terkait dengan Eksodus Pengungsi
Paus Fransiskus menyasar negara-negara yang menolak pengungsi dengan jargon moral “bak pemadam kebakaran” dan hanya bicara di hilir
0
Gelombang Arus Migran yang Terus Meningkan Bikin Yunani Khawatir
Yunani menghadapi peningkatan imigrasi gelap seiring dengan berlanjutnya krisis Gaza