Jakarta - Muncul gejala baru Covid-19 pada bagian mulut, yakni menyerupai sariawan. Lalu apa yang membedakannya dengan sariawan biasa? Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban menjawab perbedaan keduanya.
Lewat akun media sosial Twitter @ProfesorZubairi, Prof Zubairi mengakui adanya gejala baru Covid-19 yang menyerupai sariawan. Namun ada perbedan antara gejala dimaksud dengan sariawan biasa.
"Pertama, sariawan itu memang salah satu gejala Covid-19. Tapi, gejala ini ditemukan pada sedikit pasien. Sekitar 6-7 persen. Secara umum, gejala Covid-19 pada mulut itu sebanyak 20-25 persen," tulis Prof Zubairi dilihat Tagar, Minggu, 31 Januari 2021.
"Lalu, bagaimana bedakan sariawan biasa dengan Covid-19? Yang jelas, jangan langsung menduga jika sariawan itu pasti Covid-19. Anda bisa menduga bahwa itu Covid-19 kalau sariawannya disertai panas tinggi, batuk kering, diare, kehilangan penciuman dan konjungtivitis," jelasnya kemudian.
Baca juga:
- 80% Pasien Corona Indonesia Tak Alami Gejala Covid-19
- Orang Tanpa Gejala Covid-19 Bisa Sembuh Sendiri
Dia katakan, kalau cuma sariawan yang dikeluhkan, kemungkinannya banyak.
Pasien lupus pun sering sariawan. Demikian pula orang yang terlalu lama minum antibiotik, orang dengan HIV/AIDS, tergigit saat makan, kekurangan vitamin C dan penyebab sariawan lainnya.
"Pertanyaan lanjutan. Sebenarnya apa gejala Covid-19 yang paling kerap muncul dan paling serius? Yang paling sering muncul adalah gejala demam yang panasnya lebih dari 37,5 derajat. Yang kedua adalah batuk kering. Kemudian yang ketiga adalah rasa lelah yang tak berkesudahan," ungkapnya.
Jadi, sambungnya, gejala serius yang paling sering ditemui, adalah gejala sesak napas, rasa nyeri dada, rasa tertekan di dada, enggak bisa bicara, bangun dari tidur susah atau bahkan duduk saja sukar. []