Gedung Putih Janji Akan Keluarkan Warga AS dari Afghanistan

Seorang pejabat tinggi Gedung Putih janji akan temukan cara untuk mengeluarkan warga Amerika yang masih berada di Afghanistan
Bendera AS dicat di dinding Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan, Jumat, Juli. 30, 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP/Mariam Zuhaib)

Jakarta – Seorang pejabat tinggi Gedung Putih, 5 September 2021, berjanji akan menemukan suatu cara untuk mengeluarkan warga Amerika yang masih berada di Afghanistan keluar dari negara itu, jika mereka menginginkannya.

Namun, seorang anggota Kongres dari Partai Republik mengatakan kelompok militan Taliban memblokir jalan menuju bandara Kabul.

Kepala Staf Gedung Putih, Ron Klain, dalam program televisi CNN “State of the Union,” mengatakan pejabat-pejabat Amerika yakin “sekitar 100” warga Amerika masih berada di Afghanistan hampir satu minggu setelah militer Amerika menarik mundur sisa pasukan terakhir dari negara itu setelah perang selama hampir dua dekade terhadap kelompok teroris al-Qaeda dan Taliban.

Kepala Staf Gedung Putih Ron KlainKepala Staf Gedung Putih, Ron Klain (Foto: voaindonesia.com/VOA)

“Kami akan menemukan cara untuk mengeluarkan mereka jika mereka menginginkannya,” tegas Klain, tampaknya ketika penerbangan ke Qatar dipulihkan kembali. Ditambahkannya, Amerika akan terus berupaya membantu warga Afghanistan yang dulu membantu pasukan Amerika untuk keluar dari negara yang kini dikuasai Taliban itu.

Namun anggota Komite Hubungan Luar Negeri DPR dari faksi Republik Michael McCaul mengatakan dalam “Fox News Sunday” bahwa berdasarkan penjelasan intelijen yang diperolehnya, ia yakin “ratusan warga Amerika” ditinggal ketika pesawat-pesawat militer Amerika terakhir meninggalkan Kabul Senin, 30 Agustus 2021, lalu. Ditambahkannya, sejak saat itu tidak ada satu warga Amerika pun keluar dari Afghanistan. “Taliban telah menyampaikan tuntutam, tidak akan mengijinkan pesawat meninggalkan bandara itu,” ujar McCaul.

Ia mengatakan “Taliban menginginkan sesuatu sebagai imbalan,” yaitu pengakuan penuh Amerika atas kendali terhadap pemerintahan Afghanistan. “Ini bukan Taliban yang baru atau yang lebih baik,” ujar McCaul.

mahasiswa kabulMahasiswa perempuan American University of Afghanistan mengobrol satu sama lain saat mereka tiba untuk sesi orientasi baru di American University di Kabul, Afghanistan 27 Maret 2017 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Mohammad Ismail)

Ia membandingkan dengan sikap kelompok itu pada tahun 2001 ketika Amerika melengserkan mereka dalam invasi menarget kelompok teroris al-Qaeda yang disembunyikan Taliban ketika mereka merencanakan serangan teror 11 September 2001 terhadap Amerika yang menewaskan hampir 3.000 orang.

McCaul mengatakan sebagian penerjemah Afghanistan yang membantu pasukan Amerika selama bertahun-tahun dan berupaya meninggalkan tanah air mereka telah diusir dari bandara Kabul dan dipaksa kembali ke rumah mereka, sementara anggota-anggota keluarga mereka dieksekusi, sebagian bahkan dipenggal kepalanya; sebelum akhirnya mereka sendiri dibunuh.

McCaul tidak menyebut berapa banyak yang telah dibunuh Taliban. “Saya telah sejak lama mengatakan Presiden Joe Biden bersalah,” ujar McCaul.

Tentara AS kibarkan benderaTentara AS bersiap mengibarkan bendera Amerika dalam upacara peringatan serangan 9/11, di Kabul, Afghanistan (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Mohammad Ismail)

Setelah Amerika menarik pasukan terakhir dari Afghanistan pekan lalu, Biden membela keputusan penarikan mundur hampir 98% warga Amerika dari negara itu sebagai sebuah “keberhasilan luar biasa.”

Biden kerap mengatakan ia tidak akan melanjutkan kehadiran Amerika di Afghanistan dalam “perang yang tidak berkesudahan.”

Jajak pendapat nasional menunjukkan warga Amerika mendukung keputusan Biden meninggalkan negara itu, tetapi tidak mendukung kekacauan yang terjadi pada hari-hari terakhir operasi Amerika di sana. Tiga belas tentara Amerika tewas dalam serangan bom bunuh diri di bandara Kabul pada 27 Agustus 2021 lalu. Kelompok ISIS Khorasan mengklaim tanggungjawab atas serangan itu (em/jm)/voaindonesia.com. []

Amerika Percepat Evakuasi Warga AS dan Afghanistan dari Kabul

Evakuasi Warga Amerika dan Perlawanan Dari Lembah Panjshir

Biden Sebut Jumlah Evakuasi Warga Dari Kabul Berfluktuasi

Militer Amerika Evakuasi Warga AS dari Afghanistan

Berita terkait
Menlu AS Kunjungi Qatar dan Jerman Bicarakan Afghanistan
Menlu Blinken akan mengunjungi Qatar dan Jerman minggu depan untuk mengadakan pembicaraan mengenai situasi di Afghanistan
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.