Ganjar Pranowo: Perut Merapi Bengkak

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengintip aktivitas Merapi dari pos pemantauan Jrakah, Boyolali. Perut Merapi terlihat bengkak.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbincang santai dengan warga di lereng Merapi, wilayah Boyolali. Ganjar juga mengecek kondisi Merapi lewat pos pemantauan Jrakah. Hasilnya, perut Merapi terlihat bengkak. (Foto: Humas Pemprov Jateng)

Boyolali - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melihat dari dekat kondisi terkini Gunung Merapi. Orang nomor satu di jajaran pemerintahan Jawa Tengah ini mengintip aktivitas Merapi dari pos pemantauan Jrakah, Boyolali, Rabu, 8 Juli 2020. 

Ganjar mengatakan saat ini Gunung Merapi perutnya sedang membengkak dan sewaktu-waktu bisa muntah. Terlebih setiap hari ada peningkatan aktivitas vulkanik 0,5 cm setiap hari.

Intinya Merapi itu perutnya lagi membengkak. Artinya kalau lagi membengkak berarti ada gerakan di dalamnya, kemungkinan dari magma.

Selain mengamati Gunung Merapi menggunakan teropong di tempat tersebut, Ganjar juga menerima penjelasan terhadap hasil-hasil pantauan terakhir.

"Kalau secara keseluruhan kami sudah mendapatkan penjelasan yang bagus. Secara teknis teman-teman Badan Geologi sudah menjelaskan kondisi Gunung Merapi dari seluruh posko pengamatan," kata Ganjar.

Ganjar lantas menjelaskan hasil pemahamannya atas penjelasan yang diberikan oleh Badan Geologi tersebut. "Intinya Merapi itu perutnya lagi membengkak. Artinya kalau lagi membengkak berarti ada gerakan di dalamnya, kemungkinan dari magma. Di dalamnya ada sesuatu dan bisa mengeluarkan sesuatu. Bisa gas atau material," tutur dia.

Maka, lanjut Ganjar, status Gunung Merapi adalah waspada. Dia pun mempersilakan masyarakat tetap bisa bekerja tapi tidak boleh dalam radius tiga kilometer dari puncak. Dan peraturan itu sudah diketahui kepala desa, khususnya di sekitar Merapi, Tagana, PMI, BPBD dan lainnya.

"Masyarakat tidak perlu panik. Kami memantau terus menerus dan akan kami share. Saya minta juga masyarakat latihan evakuasi yang sesuai protokol kesehatan. Kalau di Jepang di pengungsian mereka dipisah kotak-kotak dengan kardus. Jadi ada rumah kardus," ucap dia. 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan ada peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Merapi. Setiap hari ada peningkatan 0,5 cm perhari. Dengan demikian, meski berstatus waspada, Gunung Merapi masih terkendali.

"Kondisi ini sangat jauh dibanding dengan ketika meletus di tahun 2010. Karena peningkatannya ketika itu mencapai 50 cm per hari. Jadi saat ini masih aman," ujarnya. 

 Baca juga: 

Berita terkait
Kisah Pria Tua Boyolali Hadapi Erupsi Merapi
Mbah Sumar Sabar, pria tua asal Boyolali. Punya pengalaman menakutkan saat Merapi meletus 2010. Kini ia tak panik jika Merapi erupsi lagi.
Merapi Erupsi, Tinggi Kolom Asap Sampai 6 Km
Gunung Merapi, di perbatasan Jateng dan DIY dua kali erupsi, Minggu pagi, 21 Juni 2020. Tinggi kolom asap erupsi hingga 6 Km.
Ancaman Abu Merapi di Bebatuan Borobudur Magelang
Abu vulkanik erupsi Merapi potensial membuat rusak bebatuan Candi Borobudur, Magelang. Bagaimana antisipasi dari BKB?