Foto-foto Anak Bukit Samabue, Sekolah Adat Tiga Kali Seminggu

Sekolah Adat Samabue berkonsep sederhana, tidak dibatasi bangunan fisik, belajar di alam terbuka.
Anak-anak Bukit Samabue belajar formal juga, belajar di sekolah adat juga. (Foto-foto: Dok. Sekolah Adat Samabue)

Landak, Kalbar, (Tagar 23/4/2018) - Anak-anak ini adalah 'bunga' yang tumbuh di Bukit Samabue, Desa Sepahat, Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. 

Masyarakat adat Samabue secara turun-temurun menjaga bukit seluas 1.214 hektare ini seperti menjaga diri sendiri, karena bukit ini adalah sumber penghidupan sehari-hari.

Dua tahun terakhir di bukit ini berlangsung Sekolah Adat Samabue untuk mentransfer kearifan lokal leluhur pada anak-anak agar kelak mereka mampu merawat bukit dengan baik.

Modesta Wisa pendiri Sekolah Adat Samabue mengatakan pendirian Sekolah Adat Samabue sejalan dengan gerakan pulang kampung yang digagas Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), sayap organisasi Aliansi masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Ia aktif sebagai Dewan Pemuda Adat Nusantara Region Kalimantan.

"Melalui gerakan pulang kampung, kami membangun sekolah adat ini," katanya.

1. Sekolah Adat Samabue berkonsep sederhana, tidak dibatasi bangunan fisik, belajar di alam terbuka.

Sekolah Adat Samabue

2. Sekolah adat dimaksudkan untuk menguatkan keterikatan generasi muda adat dengan wilayah dan hutan mereka.

Sekolah Adat Samabue

3. Waktu belajar menyesuaikan peserta didik, memanfaatkan jam pulang sekolah, biasa sore hari. 

Sekolah Adat Samabue

4. Dalam seminggu belajar tiga kali. 

Sekolah Adat Samabue

5. Anak-anak diajak ke ladang, mengamati para orangtua menanam padi. 

Sekolah Adat Samabue

6. Juga belajar sejarah kampung, tarian, cerita, kerajinan, makanan dan permainan tradisional.

Sekolah Adat Samabue

7. Pembagian kelas disesuaikan kesepakatan tim inti dan tenaga pengajar. 

Sekolah Adat Samabue

8. Kurikulum juga menyesuaikan kebutuhan komunitas. 

Sekolah Adat Samabue

9. Lewat sekolah adat, diharap ada transfer pengetahuan dari para tetua adat kepada para generasi muda.

Sekolah Adat Samabue

10. Belajar di alam adalah bentuk mereka ikut menjaga dan melestarikan alam. 

Sekolah Adat Samabue

11. Sekolah adat hadir di tengah masyarakat untuk meredam kekhawatiran melihat sistem pendidikan yang mencerabut anak-anak adat meninggalkan kampung halaman. 

Sekolah Adat Samabue

12. Peserta didik sekolah ini berusia lima sampai 15 tahun, terbagi dalam empat komunitas, yakni komunitas adat Binua Manyalitn, Binua Lumut Tangah, Binua Kaca dan Kaca Tengah. 

Sekolah Adat Samabue

13. Dengan adanya sekolah adat diharapkan kebanggaan generasi muda adat terus tumbuh hingga sekaligus bisa ikut menjaga wilayah adat dari berbagai perusakan.

Sekolah Adat Samabue

14. Kemajuan teknologi dan modernisasi tidak bisa dihindari, sekolah adat ingin menyadarkan generasi muda bahwa saat mereka mempunyai pemahaman untuk menjaga wilayah adat, perjuangan mereka bisa dibantu dengan kemajuan teknologi. 

Sekolah Adat Samabue

15. Masyarakat adat tidak anti pembangunan, tetapi mereka harus dilibatkan sejak awal agar tak ada yang dikorbankan.

Sekolah Adat Samabue

16. Murid tak dimintai biaya, pengurus sekolah adat mencari pendanaan sendiri. 

Sekolah Adat Samabue

17. Pepohonan bukit terjaga baik karena masyarakat sekitar teguh memegang nilai-nilai adat, bahwa bukit harus terjaga. Sekolah adat menanamkan nilai-nilai leluhur itu di sanubari anak-anak yang sedang tumbuh.

Sekolah Adat Samabue

Sekolah adat berusaha menggali kembali sejarah komunitas adat, mempertahakan kearifan lokal serta bahasa daerah ditengah arus moderenisasi. (af)

Berita terkait
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.