Foto: Lagi Darurat Gempa, Mereka Menjarah Bahan Bangunan

Lagi darurat gempa, mereka menjarah bahan bangunan. Hal ini terjadi di Kota Palu. Ini foto-fotonya.
Di tengah darurat gempa, warga ini menjarah bahan bangunan di Kota Palu, Senin (1/10/2018). (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Palu, Sulteng, (Tagar 1/10/2018) - Sebagian warga Palu melakukan penjarahan beramai-ramai. Mereka menjarah toko-toko dan mobil pengangkut bahan makanan atau logistik untuk korban gempa dan tsunami yang melintas di jalan-jalan Kota Palu.

Di antara mereka itu menjarah bahan bangunan, yaitu seng, cat, tripleks, bahkan ada yang mengambil spring bed.

Daerah penjarahan adalah pusat industri di Kota Palu yakni di Tondo. Aparat tidak bisa menghalangi karena warga yang menjarah cukup banyak. Bahkan mereka menggunakan mobil bak terbuka untuk membawa barang jarahan.

Seorang personel TNI di lokasi mengatakan, "Sepertinya warga salah menerjemahkan pernyataan Menteri (Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo) terkait diperbolehkan mengambil barang makanan. Sang Menteri membolehkan mengambil bahan makanan untuk dimakan, tapi jadinya justru menjarah ke mana-mana."

Berikut foto-foto penjarahan yang diabadikan Tagar News langsung dari Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).

Gempa PaluGotong-royong mengumpulkan seng jarahan. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Gempa PaluMengangkat seng jarahan ke motor. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Gempa PaluSeng hasil jarahan sudah diikat di atas motor. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Gempa PaluMengangkut seng jarahan dengan motor. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Gempa PaluBeramai-ramai memikul hasil jarahan.(Foto: Tagar/Rio Anthony)

Gempa PaluMemikul seng jarahan. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Gempa PaluHasil jarahan diangkut dengan mobil bak terbuka. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Truk Bantuan Logistik Dijarah

Pada hari yang sama, video dan gambar viral di media sosial, memperlihatkan pengangkut bahan makanan atau logistik untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dikirim melalui jalur darat mengalami penjarahan di daerah Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol Dicky Sondani yang melihat video viral itu di Makassar, Senin, mengatakan jika setiap pengiriman logistik melalui jalur darat hendaknya berkoordinasi dengan kepolisian.

"Sudah ada atensi dari pimpinan mengenai penjarahan logistik di daerah Pasangkayu. Umumnya bantuan itu berasal dari Makassar tapi dihadang di daerah perbatasan antara Sulbar dan Sulteng," ujarnya dilansir Antara

Kombes Dicky menyatakan, Polri dan TNI yang mengetahui adanya penjarahan itu kemudian melakukan koordinasi dan meminta kepada instansi, lembaga atau perseorangan yang akan mengirimkan bantuannya agar meminta bantuan pengawalan terhadap polisi.

Menurut dia, pihaknya akan menyiapkan personel bersenjata lengkap untuk mengawal pengiriman bahan logistik tersebut sejak mulai berangkat dari Makassar hingga sampai di lokasi tujuan.

"Kita tetap pakai jalur koordinasi dan sesampainya di Sulbar kita koordinasi lagi dengan anggota di sana agar logistik yang akan dikirimkan bisa sampai di tujuan," katanya.

Berbagai video dan gambar logistik yang dijarah warga di daerah Pasangkayu, Sulbar ramai di beberapa grup-grup media sosial seperti WhatsApp serta facebook.

Dalam salah satu video berdurasi empat menit tersebut, bantuan logistik dari perusahaan BUMN seperti PT Telkom dijarah dan bahkan beberapa pengantar logistik sempat berusaha menghentikan aksi tersebut.

Namun warga yang menjarah bahan makanan dan lainnya itu mengaku jika warga di Pasangkayu juga butuh bahan makanan tersebut karena terdampak gempa 7,4 skala richter tersebut.

Pasukan Tambahan

Sementara itu, Polri akan mengerahkan pasukan tambahan sebanyak 1.400 orang ke Palu, Sulawesi Tengah, untuk membantu mengamankan, mengevakuasi, dan merehabilitasi kondisi di daerah tersebut pascagempa bumi dan tsunami.

"Rencananya akan dikirim lagi sekitar 1.400 personel untuk membantu mengamankan, merehabilitasi, membersihkan di sana seperti di Lombok," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Ribuan polisi yang berasal dari Polda Sulut, Polda Sulbar, Polda Sulsel, Polda Gorontalo, dan Mabes Polri itu juga akan bersiaga menjaga sejumlah pertokoan agar tidak terjadi penjarahan.

Setyo mengimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan kriminal dan melanggar hukum dengan mengambil paksa barang-barang nonmakanan, seperti barang elektronik dan emas.

Ia memastikan bahwa TNI/Polri terus mengirimkan kebutuhan pokok korban, seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan lain.

"Kepada masyarakat diimbau kalau memang itu (penjarahan untuk) kebutuhan pokok, kami masih menoleransi. Akan tetapi, kalau (pengambilan paksa) barang lain (nonsembako), ini sudah kriminal," katanya.

Setyo pun mengimbau sukarelawan dan sejumlah ormas yang hendak mengirimkan bantuan logistik ke Palu agar berkoordinasi dahulu dengan Polri/TNI agar mendapatkan pengawalan.

"Supaya berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk dikawal ke posko sehingga pembagian bantuannya jelas nanti. Hal ini mengingat ada sebagian (bantuan) belum sampai, ada yang mendapatkan lebih," katanya.

Sebelumnya, pascagempa dan tsunami, polisi telah mengirimkan tiga satuan setingkat kompi (SSK) ke Palu. Satu SSK sebanyak 100 orang. []

Berita terkait
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan