Jakarta - Joker menarik untuk sebuah tontonan. Untuk dijalani? Tak terbayangkan. Rasanya tak ada orang di dunia ini yang ingin jadi joker. Tapi joker ada di sekitar kita. Ada dalam diri kita. Dalam bentuk berbeda-beda. Dalam kadar berbeda-beda pula.
Siapa tak punya trauma. Siapa tak punya luka batin. Semua memilikinya. Karena Tuhan tak menjanjikan langit selalu biru, hidup selalu mudah. Kemampuan menangani diri sendiri, mengenali kelemahan dan kelebihan diri, akan membuat seseorang terhindar menjadi Joker. Tidak akan menyalahkan keadaan untuk membenarkan kejahatan. Tidak akan berkata, "Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti."
Film psikologi ini seperti sengaja diputar pada awal Oktober, tak jauh dari peringatan hari kesehatan jiwa sedunia tahun 2019.
Pengunjung berswafoto dengan peserta berkostum karakter Joker pada Indonesia Comic Con 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu, 12 Oktober 2019. Pameran budaya pop yang menjadi ajang berkumpulnya para penggemar komik, film, gim dan mainan itu berlangsung hingga Minggu, 13 Oktober 2019. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)
Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling (BK) Universitas Veteran Bantara (Univet) Sukoharjo dengan memakai riasan tokoh Joker melakukan aksi bertema Stop Depresi di Simpang Lima Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 10 Oktober 2019. Aksi tersebut dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019. (Foto: Antara/Mohammad Ayudha)
Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling (BK) Universitas Veteran Bantara (Univet) Sukoharjo dengan memakai riasan tokoh Joker melakukan aksi bertema Stop Depresi di Simpang Lima Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 10 Oktober 2019. Aksi tersebut dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019. (Foto: Antara/Mohammad Ayudha)
Baca juga: