Jakarta, (Tagar 30/8/2018) - Pemerintah menggelar imunisasi Measles Rubella (MR) serentak pada Agustus hingga September 2018. Imunisasi ini menyasar 31.963.154 juta anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun di 28 Provinsi di Indonesia. Imunisasi MR bertujuan untuk mencegah penyakit campak dan rubella yang dapat menyebabkan cacat dan kematian pada anak.
Saat berlangsung kontroversi halal-haram vaksin MR, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersepakat dengan Kementerian Kesehatan untuk menunda pemberian vaksin campak dan rubella atau MR bagi masyarakat muslim di Indonesia sambil menunggu kejelasan tentang kehalalan bahan baku pembuatan vaksin MR tersebut.
Hingga kemudian MUI mengeluarkan Fatwa Nomor 33 Tahun 2018, memperbolehkan penggunaan vaksin MR sehingga itu berarti vaksin MR halal untuk digunakan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa vaksin MR aman karena telah mendapatkan rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan izin edar dari Badan POM.
Dengan demikian bagi seluruh kalangan masyarakat diharapkan tidak perlu keraguan lagi untuk mengantar anaknya demi mendapatkan vaksin MR.
Berikut ekspresi anak-anak saat imunisasi MR.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Measles and Rubella (MR) kepada murid TK Islam Al Falah di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (9/8/2018). Kementerian Kesehatan melakukan kampanye imunisasi MR lanjutan untuk anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun tahap kedua atas rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (Foto: Antara/Prasetia Fauzani)
Siswa melihat petugas kesehatan mengisi jarum suntik dengan vaksin Measles Rubella (MR) di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (4/8/2018). Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersepakat dengan Kementerian Kesehatan untuk menunda pemberian vaksin campak dan rubella atau MR bagi masyarakat muslim di Indonesia sambil menunggu kejelasan tentang kehalalan bahan baku pembuatan vaksin MR tersebut. (Foto: Antara/Rahmad)
Seorang siswa mendapat suntikan vaksin Measles Rubella (MR) dari petugas Puskesmas di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (4/8/2018). Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersepakat dengan Kementerian Kesehatan untuk menunda pemberian vaksin campak dan rubella atau MR bagi masyarakat muslim di Indonesia sambil menunggu kejelasan tentang kehalalan bahan baku pembuatan vaksin MR tersebut. (Foto: Antara/Rahmad)
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kanan) menenangkan seorang anak yang akan divaksin Measles Rubella (MR) saat Kampanye Imunisasi MR di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (1/8/2018). Imunisasi yang digelar serentak selama Agustus-September 2018 akan mencakup 31.963.154 juta anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun di seluruh Indonesia untuk mencegah penyakit campak dan rubella yang dapat menyebabkan cacat dan kematian pada anak. (Foto: Antara/Basri Marzuki)
Wali Kota Lhokseumawe, Suadi Yahya (tengah) bersama Muspida menyaksikan penyuntikan vaksin Measles Rubella (MR) perdana kepada pelajar pada pelaksanaan kampanye imunisasi Campak dan Rubella (MR) di SDN-12 Lhokseumawe, Aceh, Rabu (1/8/2018). Imunisasi program prioritas Kementerian Kesehatan tersebut bertujuan mencegah penyakit campak dan rubella guna menurunkan angka kematian anak dengan target 1,5 juta anak yang menjadi sasaran vaksin MR di Aceh. (Foto: Antara/Rahmad)
Petugas menyuntikkan vaksin Measles Rubella (MR) kepada pelajar saat imunisasi MR di SMPN 2 Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (1/8/2018). Kemenkes menargetkan sebanyak 31.963.154 juta anak di 28 provinsi mendapatkan imuniasi MR. (Foto: Antara/Engel Wally)
Petugas menyuntikkan vaksin Measles Rubella (MR) kepada pelajar saat dilakukan imunisasi massal campak (measles) dan rubella di SD al-Kautsar Bandar Lampung, Lampung, Rabu (1/8/2018). Imunisasi tersebut bertujuan mencegah penyakit campak dan rubella yang menjadi program prioritas Kementerian Kesehatan untuk mencapai Sustainable Development Goals khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. (Foto: Antara/Ardiansyah)