Euforia Pulau Dewata Sambut Kepulangan Atlet Asian Games

Euforia warga Pulau Dewata sambut kepulangan atlet-atlet yang baru saja berlaga di Asian Games 2018.
Peraih medali emas cabang olahraga pencak silat Asian Games 2018 Sang Ayu Sidan Wilantari (kanan) dan Ni Made Dwiyanti menunjukkan medali yang mereka raih saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Senin (3/9/2018). Ratusan warga menyambut para atlet asal Bali yang berhasil meraih medali Asian Games 2018. Mereka juga akan mendapat bonus tambahan dari Pemerintah Provinsi Bali. (Foto: Antara/Fikri Yusuf)

Denpasar, (Tagar 8/9/2018) - Bali bisa berbangga dalam perhelatan Asian Games ke-18/2018 di Jakarta-Palembang karena dari puluhan atlet daerah itu yang ikut dalam tim Indonesia, mampu menyumbangkan lima medali.

Atlet asal Pulau Dewata yang menyumbangkan lima medali untuk cabang olahraga perhimpunan negara-negara Asia diselenggarakan setiap empat tahun itu, adalah Sang Ayu Sidan Wilantari, Ni Made Dwiyanti, dan Komang Harik Adi Putra yang meraih medali emas, Cokorda Istri Agung Sanistayarani (perunggu), dan Sanggoe Dharma Tanjung (perak).

Wilantari dan Dwiyanti meraih medali emas untuk nomor seni ganda putri cabang pencak silat. Harik Adi Putra meraih medali emas cabang olahraga pencak silat untuk nomor tarung putra Kelas E 65-70 kilogram (kg).

Begitu juga Sanistayarani menyabet medali perak untuk cabang karate, sedangkan Dharma Tanjung meraih medali perunggu dari cabang olahraga skateboard.

Secara keseluruhan, Bali mengirimkan 44 atlet ke ajang olahraga terbesar di Asia tersebut. Namun, dua atlet menderita sakit, sehingga jumlah yang ikut bertanding 42 orang.

Karateka Cokorda Istri Sanistya Rani (24) menjadi atlet Bali pertama yang mempersembahkan medali dalam Asian Games. Ia karateka Inkai yang berhasil menyabet medali perunggu Kumite Kelas 55 kg putri.

Cokorda Istri Agung Sanistya Rani berhak atas medali perunggu, setelah sukses mengalahkan karateka China, Ding Jiamei, dengan skor tipis 1-0 dalam tarung perebutan posisi ketiga dan keempat.

Karateka Sanistya Rani yang akrab dipanggil Coki itu harus puas berebut medali perunggu, setelah pada babak semifinal diungguli andalan Iran, Tharavat Khaksar. Medali emas Kumite Kelas 55 kg putri akhirnya disabet karateka Taiwan, Tzuyun Wen, setelah di final mengalahkan Tharavat Khaksar.

Walau gagal meraih medali emas, Coki cukup bangga dan bersyukur bisa mempersembahkan medali perunggu bagi kontingen Indonesia. Petarung karateka asal Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung itu telah mengukuhkan diri sebagai atlet Bali pertama yang meraih medali dalam Asian Games 2018.

Sebelumnya, Coki tampil membela Merah Putih dalam Asian Games XVII/2014 di Inchoen, Korea Selatan. Waktu itu, Coki gagal meraih medali, karena kalah dalam perebutan posisi ketiga.

Anak sulung dari empat bersaudara, keluarga pasangan Cokorda Gede Purnomosidhi dan Cokorda Istri Agung Surat Mirah itu, mengaku dalam Asian Games 2014 kalah dalam perebutan tempat ketiga.

Kegagalan empat tahun lalu itu memotivasi dirinya untuk lebih baik bertarung pada ajang Asian Games 2018.

Dilansir Antara Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Bali Ketut Suwandi mengatakan pencapaian atlet asal Pulau Dewata adalah kebanggaan yang patut diapresiasi dengan penghargaan dan menjadi motivasi atlet-atlet lainnya untuk meraih prestasi yang lebih baik.

Suwandi berharap seluruh atlet di Bali tidak cepat puas dengan capaian saat ini.

Pihaknya mendorong dan memotivasi mereka terus berlatih, menunjukkan prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di ajang olahraga berikutnya.

Komang Harik Adi PutraWarga dan keluarga menyambut peraih medali emas cabang olahraga pencak silat Asian Games 2018, Komang Harik Adi Putra (tengah), saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Senin (3/9/2018). Ratusan warga menyambut para atlet asal Bali yang berhasil meraih medali Asian Games 2018. Mereka juga akan mendapat bonus tambahan dari Pemerintah Provinsi Bali. (Foto: Antara/Fikri Yusuf)

Euforia

Euforia sukses Indonesia menembus empat besar untuk kali pertama dalam sejarah pesta olahraga negara-negara benua Asia, bukan hanya di ibu kota, tetapi juga berlangsung saat duta-duta bangsa itu pulang ke daerahnya.

Hal tersebut juga terjadi di Pulau Dewata saat lima atlet Bali pulang kampung pada Senin (3/9) disambut Pejabat Gubernur Bali Hamdani ketika mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Selanjutnya, kelima atlet peraih medali tersebut diarak keliling Kota Denpasar diikuti puluhan atlet Bali lainnya dari 14 cabang olahraga yang mengikuti Asian Games di Jakarta dan Palembang (Sumatera Selatan).

Arak-arakan dimulai dari depan kantor KONI Bali menuju Jalan Supratman, Tohpati, bypass Sanur, Jalan Hang Tuah, Bajra Sandi, Jalan Diponegoro, dan terakhir berhenti di rumah jabatan Gubernur Bali di Gedung Jaya Sabha Denpasar yang dilanjutkan jamuan makan malam.

Pejabat Gubernur Bali Hamdani mengatakan kelima atlet tersebut layak mendapat sambutan seperti itu atas dedikasi dan pengorbanannya untuk bangsa dan negara.

Prestasi mereka juga menunjukkan olahraga Bali berkontribusi besar terhadap negara dan membuktikan Bali mempunyai banyak atlet potensial yang bisa diandalkan negara.

Arak-arakan itu salah satu cara masyarakat Bali meluapkan kegembiraan atas prestasi yang dicapai atlet-atlet Pulau Dewata pada Asian Games 2018.

Kontribusi kelima atlet itu kebanggaan masyarakat Bali terhadap prestasi yang diberikan kepada negara. Total 43 atlet Bali membela Indonesia di Asian Games, di mana lima orang sukses meraih medali.

Bonus

Pemerintah Kota Denpasar memberikan bonus kepada dua atlet peraih medali di ajang Asian Games 2018, yakni Komang Harik Adi Putra dan Sanggoe Darma Tanjung.

Komang Harik Adi Putra meraih medali emas pada cabang olahraga pencak silat putra Kelas E 65-70 kilogram, sedangkan Sanggoe Darma Tanjung meraih medali perak pada cabang olahraga skateboard.

Penyerahan bonus kepada dua atlet tersebut dilakukan Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra didampingi wakilnya, I Gusti Ngurah Jaya Negara serta Ketua KONI Denpasar IB Toni Astawa di Denpasar, Selasa (4/9).

Bonus kepada Komang Harik Adi Putra Rp100 juta, sedangkan Sanggoe Darma Tanjung Rp50 juta.

Wali Kota Rai Mantra mengapresiasi kedua atlet yang telah mampu memberikan spirit dan penghargaan bagi Indonesia di cabang olahraga pencak silat dan skateboard.

Hamdani - Dharma TanjungPenjabat Gubernur Bali Hamdani (kedua kiri) berfoto dengan peraih medali perak cabang olahraga skateboard Asian Games 2018, Sanggoe Dharma Tanjung (kanan), saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Senin (3/9/2018). Ratusan warga menyambut para atlet asal Bali yang berhasil meraih medali Asian Games 2018. Mereka juga akan mendapat bonus tambahan dari Pemerintah Provinsi Bali. (Foto: Antara/Fikri Yusuf)

Ia merasa sangat bangga dengan prestasi yang ditorehkan para atlet kepada Kota Denpasar, Bali dan Indonesia.

Rai Mantra mengatakan untuk mendapatkan medali emas dalam ajang internasional bukanlah hal yang mudah.

Pencapaian itu diharapkan menjadi motivasi untuk generasi muda lainnya berlatih dan bersemangat dalam menggapai prestasi.

"Pemerintah akan terus berupaya memfasilitasi para atlet dan KONI Denpasar juga harus menjadikan keberhasilan ini sebagai acuan untuk terus mengapresiasi setiap prestasi para atletnya," ujarnya.

Komang Harik Adi Putra mengucapkan terima kasihnya atas sambutan dan apresiasi dari Pemerintah Kota Denpasar.

"Saya tidak menyangka diberikan sambutan luar biasa oleh Pemkot Denpasar dan masyarakat Bali. Perjuangan saya di ajang Asian Games membuat saya sangat bahagia, karena dapat mempersembahkan medali emas untuk Indonesia, Provinsi Bali, dan khususnya Kota Denpasar," ucapnya.

Ia mengaku dana apresiasi yang diberikan oleh pemerintah akan disimpan untuk keperluan pendidikan dan masa depan.

Harik Adi Putra berharap kepada atlet yang lain jangan putus asa dan terus berjuang karena dukungan pemerintah sangat luar biasa dalam dunia olahraga, apalagi yang berprestasi.

Dia tidak menduga bisa menyumbang emas karena persaingan sangat ketat dalam ajang tersebut.

Hal senada dikatakan pesilat Ni Made Dwiyanti. Penyambutan dengan pawai itu sangat luar biasa bagi dirinya dan teman-teman atlet lainnya.

Ia mengaku bangga juga karena diperhatikan masyarakat Bali, khususnya untuk KONI Bali yang sudah mempersiapkan arak-arakan untuk keliling Kota Denpasar.

Dwiyanti mengharapkan Pemerintah Provinsi Bali menjamin masa depan kehidupan atlet berprestasi.

Hal itu ia kemukakan karena tidak selamanya seseorang menjadi atlet seiring bertambah usia.

"Jadi, kalau bisa diperhatikan untuk mendapatkan pekejaan atau diangkat menjadi PNS untuk jaminan masa depan para atlet-atlet yang berprestasi di Asian Games 2018," kata dia.

Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan pemerintah provinsi menyiapkan bonus khusus untuk kelima atlet berprestasi tersebut. Bonus akan diserahkan begitu gubernur definitif resmi dilantik bulan ini.

"Mereka patut diapresiasi sebab telah mengharumkan nama Bali di kancah internasional," katanya menegaskan.

Pada ajang Asian Games di Indonesia, kontingen China berhasil menjadi juara umum dengan perolehan 132 medali emas, 92 perak, dan 65 perunggu. Negeri Tirai Bambu ini menjadi juara umum pesta olahraga Asia untuk kesepuluh kalinya dan secara berturut-turut sejak 1982.

Medali terakhir Asian Games 2018 yang diperebutkan adalah cabang olahraga triathlon campuran di Jakabaring Sport City, Palembang dengan Jepang memperoleh medali emas, Korea Selatan perak, dan Hong Kong perunggu.

Berada di urutan kedua dan ketiga daftar perolehn medali adalah Jepang (75-56-74) dan Korea Selatan (49-58- 70).

Tuan rumah Indonesia berada di urutan keempat dengan 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Perolehan medali emas Indonesia ini lebih tinggi daripada target 16 medali emas, dan terbanyak sejak mengikuti Asian Games pada 1951, di New Delhi, India. Posisi tertinggi Indonesia selama mengikuti Asian Games adalah urutan kedua saat menjadi tuan rumah pada 1962.

Ada sembilan kontingen yang tidak memperoleh medali pada Asian Games 2018, yakni Bangladesh, Bhutan, Brunei, Maladewa, Oman, Palestina, Sri Langka, Timor Leste, dan Yaman. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.