Erick Thohir: Saya Apresiasi Wartawan yang Kerjanya 24 Jam

'Saya enggak marah sama wartawan-wartawan. Loh, saya enggak marah kepada wartawan, ya, kan?'
Ketua Inasgoc Erick Thohir (tengah), Sesmenpora Gatot S Dewo Broto (kiri) dan CEO Media Andalas Sejahtera (MAS) Doni Ismanto Darwin, berbincang disela peluncuran buku "Turbulensi Sport di Indonesia, Sport Uniting The Nation", di Jakarta, Kamis (15/11/2018). Buku karya Gatot S Dewa Broto tersebut mengupas kisah sukses Indonesia menggelar pesta olahraga Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018, serta dinamika industri olahraga nasional. (Foto: Antara/Audy Alwi)

Jakarta, (Tagar 7/12/2018) - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir mengatakan bahwa pihaknya harus memberikan pelayanan baik terhadap pekerja media.

"Saya enggak marah sama wartawan-wartawan. Loh, saya enggak marah kepada wartawan, ya, kan? Saya mesti servis wartawan, servis buat tentu untuk menyampaikan informasi yang baik," kata Erick Thohir di Kantor Wapres RI, Jakarta, Jumat (7/12) mengutip kantor berita Antara.

Erick mengklaim sebagai pemilik media massa arus utama dirinya harus mengapresiasi kinerja para wartawan yang telah bekerja untuk kepentingan masyarakat luas.

Sebagai pemilik Mahaka Group, perusahaan di bidang media massa salah satunya Harian Republika, Erick mengatakan bahwa dirinya dapat bersikap independen meskipun saat ini sedang berpihak di salah satu kubu politik tertentu.

"Saya, sebagai orang media, sangat apresiasi dengan wartawan yang kerjanya 24 jam," ucapnya.

Ia melanjutkan, "Saya pemilik media, sangat independen. Ketika orang menggosip apa-apa, Republika tetap independen, baik, tidak ada tekanan dari saya, padahal warna saya jelas," katanya.

Terkait dengan pernyataan Capres RI Prabowo Subianto yang enggan berbicara dengan media massa tertentu karena keberpihakan media tersebut, Erick tidak ingin berkomentar lebih lanjut. Namun, menurut dia, media merupakan agen perubahan yang harus diapresiasi.

"Saya tidak komentar (tentang pernyataan Prabowo). Akan tetapi, saya bilang, saya enggak marah-marah, apalagi saya sebagai orang media. Media ini merupakan agent of change, agen perubahan yang harus diapresiasi," ujarnya. []

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.