Untuk Indonesia

Erdogan Harusnya Belajar dari Jokowi

Erdogan harusnya belajar dari Jokowi. Tebak siapa yang datang membantu Erdogan dan Turki di masa Krisis? Bukan Arab Saudi, bukan Kuwait, bukan Qatar,…
Presiden Joko Widodo, setelah selesai mendaftarkan diri menjadi capres di Kantor KPU. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi)

Oleh: Permadi Arya*

Turkimin dan Turkiyem, panggilan untuk para pembenci Jokowi yang umumnya pemuja Erdogan bungkam seribu bahasa menelan kenyataan pahit Turki negara pujaannya diambang bangkrut dan ambruk akibat ketidakbecusan Erdogan mengurus hutang luar negeri.

Nilai tukar Lira (mata uang Turki) terjungkal sampai 6,99 Lira per 1 Dolar AS, anjlok hampir 90 persen dari kurs awal di kisaran 3,73 Lira per 1 Dolar AS, sementara Rupiah bertengger perkasa hanya melemah 8 persen dari kurs awal.

Terpuruknya negeri "Khilafah" Turki yang dipuja puji oleh pembenci Jokowi ini diakibatkan oleh lilitan hutang luar negeri yang tidak dimanajemeni dengan baik oleh Erdogan selama masa kepemimpinannya.

Hutang berdenominasi Dolar AS yang dipupuk Erdogan sejak menjabat pada tahun 2014 semakin lama semakin menggunung tanpa program pemulihan ekonomi yang baik, bunga semakin tinggi sehingga Erdogan dipaksa untuk berhutang untuk membayar bunga.

Situasi ini hampir sama saat kepemerintahan RI diwariskan rezim SBY kepada rezim Jokowi, meninggalkan warisan hutang luar negeri sampai 3.700 triliun (berdasarkan laporan harian Merdeka) sehingga harus berhutang untuk bayar bunga hutang saja.

Namun dibantu oleh jajaran handal seperti Sri Mulyani, perlahan Jokowi berhasil mengeluarkan RI dari keterpurukan sepeninggal SBY, dan mampu keluar dari defisit dan mencapai surplus tidak perlu berhutang untuk bayar bunga hutang.

Mungkin Erdogan kurang beruntung tidak memiliki Menteri Keuangan sekaliber Sri Mulyani sehingga program pemulihan ekonomi Turki tidak berjalan sebaik Indonesia. Kini Turki terlilit hutang dan jatuh ke krisis ekonomi parah diambang kebangkrutan.

Tebak siapa yang datang membantu Erdogan dan Turki di masa Krisis? Bukan Arab Saudi, bukan Kuwait, bukan Qatar, bukan negara-negara Arab kaya lainnya, tapi China. China yang mengulurkan tangan untuk Turki menggelontorkan suntikan dana.

Kini Turki yang terpuruk terpaksa harus merelakan BUMN mereka perpindah tangan diambil alih China karena bantuan hutang luar negeri dari China kepada Ekuitas Turki mencapai 35 miliar Dolar AS.

Sebuah akhir tragis dari "Khilafah" Turki yang gagal akibat ketidakbecusan "Kholifah" Erdogan mengurus hutang luar negeri. Kholifah Erdogan harus banyak belajar dari Jokowi.

*Pengamat Media Sosial, Kader Ansor NU

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.