Ekonomi Jepang dalam Pemulihan Moderat Ingatkan Perlambatan Global

Jepang akan terus memantau dengan cermat fluktuasi pasar keuangan dan situasi Covid-19 di China
FILE: Seorang pria berjalan di depan kantor pusat Bank of Japan di Tokyo, Jepang, 18 Januari 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Issei Kato)

TAGAR.id, Tokyo, Jepang – Pemerintah Jepang mempertahankan penilaian ekonominya pada Februari 2023 sementara belanja konsumen tetap menunjukkan tren pemulihan meskipun ekspor dan hasil produksi pabrik melemah karena perlambatan ekonomi global.

Pemerintah Jepang juga tetap berhati-hati terkait dampak pengetatan moneter global, kenaikan harga, dan kendala pasokan dalam laporan bulanannya. Jepang akan terus memantau dengan cermat fluktuasi pasar keuangan dan situasi Covid-19 di China, seperti disebutkan dalam laporan itu.

Penilaian ekonomi baru itu keluar setelah data pekan lalu menunjukkan ekonomi Jepang terhindar dari resesi tetapi pulih jauh lebih sedikit dari perkiraan pada kuartal keempat tahun lalu karena merosotnya investasi bisnis.

"Ekonomi meningkat secara moderat, meskipun ada beberapa penurunan baru-baru ini," kata Kantor Kabinet dalam penilaian ekonomi bulanannya, yang tidak berubah dari Januari 2023.

Kawasan Akihabara TokyoIlustrasi - Kawasan Akihabara Tokyo, Jepang, 28 September 2020. (Foto: voaindonesia.com - Charly TRIBALLEAU/AFP)

Belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) Jepang, "sedang pulih secara moderat" karena warga membelanjakan uangnya untuk makan di restoran dan bepergian serta membeli mobil, menurut laporan tersebut.

Kampanye pemerintah untuk mensubsidi perjalanan domestik dan longgarnya langkah-langkah pengawasan perbatasan mendorong pariwisata, kata laporan itu.

Kantor Kabinet menggambarkan ekspor yang "melemah baru-baru ini," tidak berubah dari laporan Januari. Pengiriman produk Jepang ke Asia melemah karena dampak dari gelombang virus corona China dan permintaan yang lebih lemah untuk pasar semikonduktor. Semua ini juga berdampak pada aktivitas produksi pabrik. Dalam laporan terbaru itu, Kantor Kabinet mengatakan pemulihan produksi pabrik Jepang "mengalami kemacetan."

Data yang tidak menarik itu menyoroti tugas rumit yang dihadapi akademisi Kazuo Ueda, calon pemerintah untuk gubernur bank sentral berikutnya, sementara ia merancang cara-cara untuk menormalkan kebijakan bank sentral yang sangat longgar tanpa menghambat pemulihan ekonomi yang rapuh. (my/ka)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Dilema Utang dan Ekonomi Jepang
Sejak 2016, Jepang mempertahankan suku bunga di bawah 0%, ketika bank sentral negara maju lainnya meningkatkan suku bunga.