Ekonomi Global Diproyeksikan Melambat Tahun Ini

Ekonomi global yang diproyeksikan melambat tahun ini menurut IMF merupakan yang terburuk sejak krisis finansial tahun 2008 lalu.
Kepala Eksekutif (CEO) Bank Dunia Kristalina Georgieva. (Foto: emerging-europe)

Washington - Dana Moneter International (IMF) menurunkan prospek ekonomi global sebagai dampak konflik yang semakin meluas. Pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksikan melambat dan merupakan yang terburuk sejak krisis finansial tahun 2008 lalu.

World Economic Outlook yang dirilis IMF pada Selasa, 15 Oktober 2019, ekonomi global akan sedikit pulih pada tahun 2020. Namun tensi politik di Timur Tengah yang semakin meningkat serta perang dagang Amerika Serikat (AS) - Cina akan menjadi ancaman pertumbuhan ekonomi di tahun depan.

Dalam proyeksi IMF itu, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan hanya sebesar 3 persen atau turun 0,2 persen dari proyeksi yang disusun bulan Juli lalu. Angka ini turun dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 3,6 persen.

Kristalina Georgieva, Kepala IMF yang baru menggantikan Christine Lagarde mengatakan perselisihan perdagangan berdampak pada ekonomi global, yang secara substansial melemahkan aktivitas manufaktur dan investasi serta menahan potensi ekonomi. "Untuk ekonomi global, efek kumulatif dari konflik perdagangan dapat berakibat kerugian sebesar 700 miliar dolar AS pada tahun 2020 atau sekitar 0,8 persen dari PDB," katanya

Ekonom IMF memperingatkan bahwa proyeksi keuntungan yang moderat mungkin tidak bisa terealisasi. Gita Gopinath, Kepala ekonom IMF  mengatakan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, tidak ada ruang untuk membuat kesalahan kebijakan.

Pekan lalu, AS dan China mencapai 'gencatan senjata' sementara dalam pembahasan perang dagang, ketika Presiden Donald Trump setuju untuk menunda kenaikan tarif impor China sebesar 250 miliar yang mulai berlaku minggu ini. Namun belum tercapainya kesepakatan formal membuat perlunya dilakukan pembicaraan lebih lanjut untuk mencari solusi terbaik.

Ancaman Trump untuk menaikkan tarif tambahan sebesar 160 miliar tetap berlaku pada 15 Desember 2019. Sementara itu, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 19 negara kawasan Eropa akan melambat menjadi 1,2 persen dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar 1,9 persen. Untuk tahun depan, akan bertumbuh tipis 1,4 persen. Jerman yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Eropa hanya bertumbuh 0,5 persen tahun ini dan naik menjadi 1,2 persen tahun depan. Sementara China diperkirakan akan terjadi penurunan pertumbuhan menjadi 6,1 persen tahun ini dan 5,8 persen tahun depan.

Berita terkait
Perang Dagang Picu Perlambatan Ekonomi Global
Konflik perdagangan AS-China akan berdampak pada perlambatan ekonomi global yang secara substantif melemahkan aktivitas manufaktur dan Investasi
Menyentuh, Pernyataan Direktur IMF Mengenai Pertemuan IMF-World Bank, Lombok, dan Palu
Indonesia akan menjadi tempat terbaik untuk menyelenggarakan Annual kami. Rapat dan Indonesia tetap menjadi tempat terbaik.
Peluang Kristalina Georgieva Jadi Direktur IMF
Penghapusan batas usia direktur pelaksana IMF bisa membuka jalan bagi Kristalina Georgieva, kandidat Eropa untuk menggantikan Christine Lagarde.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.