Dusun di Bantul Lockdown Usai Warga Meninggal

Dusun di Bantul Yogyakarta memilih lockdown swadaya atau menutup akses masuk setelah ada warga yang meninggal.
Warga Jogonalan menutup akses jalan guna mengantisipasi penyebaran Corona. (Dok. Ketua RT 01 Waljianto/Tagar/Kiki Luqmanul Hakim)

Bantul - Jalan masuk menuju Dusun Jogonalan Lor di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta ditutup sementara. Warga memasang palang menggunakan bambu tepat di tengah gapura masuk dan menuliskan kalimat Lockdown. Hal tersebut dilakukan untuk membatasi aktivitas warga demi mencegah penyebaran Covid-19.

Ketua RT 01 Jogonalan Lor, Waljianto mengatakan, lockdown dan penutupan akses jalan masuk kampung dilakukan Jumat malam sekitar pukul 23.00 WIB. Katanya ia tidak mengetahui secara pasti, sampai kapan jalan akan kembali dibuka. "Yang jelas, kami hanya mengikuti instruksi Bu Dukuh saja," kata Waljianto pada Sabtu 28 Maret 2020.

Menurut dia, penutupan ini juga dampak dari salah satu warga yang baru saja meninggal tanpa pemberitahuan yang jelas dari pihak rumah sakit. "Meninggal tadi malam dan belum jelas hasil diagnosanya, kata pihak keluarga dia itu sakit jantung tapi hasil rumah sakit belum jelas," kata waljianto.

Ia mengaku akan ada pertemuan dengan dukuh untuk melakukan sosialisasi dan penyemprotan disinfektan di kampungnya.

Sementara itu Dukuh Jogonalan Lor, Yayim Sugianti, mengatakan yang dilakukan oleh warganya bukan lockdown dalam arti yang sesungguhnya. Warga hanya menutup sejumlah akses masuk menuju perkampungan. 

Jenazah diantar menggunakan baju pelindung APD.

Menurutnya, untuk menuju dusun Jogonalan Lor memiliki beberapa akses masuk. Namun sebagian telah ditutup oleh warga. "Jadi, cuma ada satu akses masuk dan ini hanya bersifat untuk mengantisipasi orang asing yang keluar masuk dan berpotensi bisa menyebarkan virus Corona," katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Menurut dia, warga hanya menyisakan satu jalan kampung yang dibuka. Langkah ini dilakukan untuk memudahkan memantau siapa saja yang keluar dan masuk kampung.

Selain itu, dengan ditutupnya sebagian akses jalan menuju perkampungan, pihaknya meminta kepada segenap warga Jogonalan dengan total penduduk sekitar 658 jiwa, agar sementara membatasi aktivitas di luar rumah. "Untuk sementara supaya di rumah aja, kalau tidak ada kepentingan mendesak, karena situasi seperti ini lebih baik di rumah saja," ucap dia.

Yayim juga membenarkan bahwa ada salah satu warganya yang baru saja meningal dengan riwayat penyakit jantung. Namun sebelum meninggal diketahui warga tersebut batuk-batuk.

"Dia hanya ada batuk-batuk. Kemudian dibawa ke rumah sakit, pihak rumah sakit waktu mengantarkan jenzah juga tidak biasa. Jenazah diantar menggunakan baju pelindung APD," jelasnya.

Sedangkan hasil laboratorium rumah sakit mengenai pemeriksaan dari jenazah warga Jogonalan tersebut belum keluar. "Kami menunggu sampai hasil laboratorium rumah sakit keluar. Apabila hasilnya dinyatakan negatif, ya, jalannya kita buka lagi," ujar dia. []

Baca Juga:

Berita terkait
Data Covid-19 dan Anggaran Pananganan di Bantul
Data Corona di Bantul per Kamis 26 Maret 2020 pukul 14.00 WIB tercatat ODP 207 orang, PDP 39 orang, positif 3 orang.
Kata Bupati Bantul yang Diisukan Terpapar Corona
Bupati Bantul Suharsono memberikan penjelasan melalui akun Facebook perihal simpang siur mengenai dirinya yang yang diisukan terpapar virus Corona.
Kajari dan Dua Pasien Positif Corona di Bantul
Jumlah warga Bantul yang dinyatakan positif Corona tiga orang, salah satunya Kajari Bantul Zuhandi.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.